Fransisca Jessy Sutanto 16.I1.0006
Lili Heren Putriani H. 16.I1.0024
Vivi Dwiyanti Yuwono 16.I1.0120
Lala Shelomi Lesmana 16.I1.0154
Evelyn Cynthia Jusuf 16.I1.0081
A.
PEMBAHASAN
Wajik adalah panganan semibasah (Intermediet Moisture Food) hasil
pengolahan beras ketan, gula, dan santan kelapa, dengan atau tanpa penambahan
bahan tambahan makanan lainnya (BSN, 1996). Secara umum wajik berwarna
kecoklatan dan memiliki bentuk persegi empat atau jajar genjang, memiliki
tekstur semibasah dan agak lengket karena berasal dari beras ketan yang
memiliki kadar amilopektin yang tinggi (Damardjati, 1988)
● Arti dalam upacara
Berdasarkan wawancara kami dengan
Bapak Suwadi (Master of Ceremony Pernikahan Adat Jawa) didapatkan hasil bahwa
saat ketan masih dalam keadaan mentah, ketan tidak menyatu. Akan tetapi setelah
diolah menjadi produk baru (wajik), terbentuklah suatu produk yang menyatu dan
lebih kuat daripada bahan dasarnya. Hal itu menggambarkan kedua keluarga
(keluarga laki-laki dan keluarga perempuan) telah melebur menjadi satu dan
persaudaraan semakin kuat (Suwadi, 2017).
● Bahan yang digunakan dalam pembuatan
wajik adalah
1. Beras ketan
2. Santan
3. Gula merah
4. Daun pandan
5. Garam
6. Vanili
7. Bawang merah
● Kualitas bahan yang digunakan untuk
menghasilkan produk pangan yang bagus
1. Beras ketan
Beras ketan (Oryza sativa glutinosa) termasuk ke dalam famili Graminae dan merupakan salah satu
varietas dari padi. Beras ketan mempunyai kandungan kadar amilosa sekitar 1-2%.
(Winarno, 2002). Beras ketan memiliki warna putih, tidak transparan, dan
seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Kandungan
amilopektin yang tinggi akan membuat butir-butir beras saling mengikat dan
menempel sehingga dapat membentuk tekstur wajik. Pemilihan beras ketan sangat
berpengaruh pada hasil wajik yang dihasilkan, karena penggunaan beras ketan
dengan kadar amilopektin yang rendah akan membuat wajik menjadi mudah hancur
dan tidak memadat (Damardjati, 1988). Beras ketan yang dipilih juga harus memiliki panjang yang
sama semua untuk menghindari adanya pencampuran dengan butiran beras. Selain
itu, aromanya dicium. Beras ketan yang bagus bulirannya utuh, panjang, sama
seluruhnya dan aromanya harus sebagai tanda beras ketan khas.
2. Santan Kelapa
Dalam pembuatan wajik, lebih baik
gunakan santan dari buah kelapa daripada menggunakan santan instan supaya
hasilnya lebih enak dan legit. Santan dibedakan menjadi santan kental dan
santan encer, yang keduanya dapat digunakan dalam pembuatan wajik. Santan
kental adalah hasil perasan pertama, sedangan santan encer adalah hasil dari
perasan berikutnya setelah santan kental. Pemasakan santan dengan api kecil
diaduk aduk jangan sampai santannya pecah, karena akan mempengaruhi wajik yang
dibentuk. Penggunaan santan yang berlebihan akan menyebabkan wajik yang
dihasilkan menjadi sangat berminyak, sehingga semakin mudah mengalami
ketengikan (Susanto, 2012).
3. Gula merah
Gula merah terbuat dari sari bunga
pohon kelapa (Cocos nucifera Linn)
dan berwarna kekuningan dan dicetak dalam bermacam-macam bentuk. Penggunaan
gula merah dalam proses pembuatan wajik betujuan untuk memberikan rasa manis
legit dan juga untuk memberikan warna coklat khas wajik. Pada proses pemasakan,
gula merah akan mengalami proses karamelisasi dan reaksi Maillard yang
mengakibatkan timbulnya warna coklat, flavor, dan cita rasa khas.
4. Daun pandan
Daun pandan berfungsi untuk memberi aroma.
Aroma khas dari daun berasal dari senyawa kimia 2-acetyl-1-pyrroline (ACPY)
(Cheetangdee dan Sinee, 2006).
5. Garam
Pada pembuatan wajik, penambahan
garam bertujuan untuk penegas rasa dan pengawet karena dapat mengikat air bebas
dalam bahan. Semakin sedikit air bebas, maka mikroba akan semakin susah untuk
tumbuh dan wajik menjadi semakin awet (Winarno, 2007).
6. Vanili
Vanili (Vanila planifolia Andrew) memiliki rasa dan bau harum yang khas.
Penggunaan vanili pada wajik berguna sebagai bahan yang memunculkan aroma pada
wajik, sehingga dihasilkan wajik yang beraroma sedap. Karena hanya digunakan
sebagai bahan pewangi maka penggunaan vanili hanya dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat sedikit.
7. Bawang merah
Bawang merah merupakan sayuran
rempah yang diguanakan sebagai bumbu penyedap rasa. Adanya kandungan minyak
atsiri dapat menimbulkan aroma yang khas dan memberikan cita rasa yang gurih
serta mengundang selera dan berfungsi sebagai pengawet karena bersifat
bakterisida dan fungisida. Penambahan bawang merah pada pembuatan wajik adalah
sebagai pengganti bahan penyedap buatan. Sehingga wajik yang dihasilkan akan
memiliki rasa dan aroma yang sedap.
● Secara garis besar, proses
pengolahan wajik adalah sebagai berikut:
1. Beras ketan dikukus
2. Dimasak dengan campuran santan, gula
merah, dan pandan hingga berminyak dan terasa lembut
3. Adonan dicetak dalam baki atau
tampah dan dibiarkan hingga dingin
4. Setelah dingin, wajik dibentuk atau
diiris sesuai keinginan (biasanya belah ketupat dan jajar genjang)
5. Wajik siap disajikan
Sedangkan proses pembuatan wajik
menurut Rukmana (2003) adalah sebagai berikut :
Penjelasan diagram alir :
1. Perendaman
Beras ketan direndam selama 4 jam.
Perendaman ini bertujuan untuk menambah massa ketan, sehingga tidak terlalu
keras. Perendaman juga membantu pada proses pengukusan selanjutnya. Selama
proses perendaman, air akan masuk terserap ke dalam ketan sehingga kadar air
dalam ketan akan meningkat. Dengan peningkatan kadar air dalam bahan pangan
maka ketan akan lebih mudah dikukus.
2. Pengukusan setengah matang
Ketan dikukus hingga setengah matang
selama 15 menit, kemudian ketan diangkat untuk segera dicampurkan dengan santan
kental. Campuran ketan dan santan diaduk-aduk hingga menjadi adonan. Fungsi
dari penambahan santan ini adalah untuk memberikan cita rasa pada ketan.
3. Pengukusan matang
Adonan dikukus hingga matang. Fungsi
dari pengukusan ini adalah untuk membuat ketan menjadi matang dan lunak.
4. Pencampuran bahan
Campuran gula yang dimasak hingga
kental dimasukkan dalam adonan sambil diaduk-aduk selama 30 menit hingga agak
mengering. Fungsi dari pengadukan ini adalah untuk merasakan adonan dan menjaga
supaya adonan tidak menjadi terlalu lengket.
5. Pencetakan
Ketan manis hasil pemasakan tersebut
diangkat dari perapian dan ditempatan pada tampah yang telah diberi alas daun
pisang atau loyang biasa dambil diratakan dan dipadatkan. Fungsi dari alas daun
pisang adalah supaya adonan ketan manis tidak melekat pada alas.
6. Pemotongan
Setelah dingin wajik dipotong-potong
dengan ukuran dan bentuk sesuai selera. Secara umum wajik akan dipotong
berbentuk wajik (belah ketupat), sesuai dengan namanya.
B.
REFLEKSI
Berdasarkan tugas pengetahuan bahan
ini, saya menjadi lebih tahu mengenai hubungan kualitas bahan dasar terhadap
produk olahannya. Pemilihan bahan dasar menjadi kunci utama hasil produk
seperti tekstur, penampilan dan rasa. Selain itu, proses pengolahan yang tepat
juga dapat mempengaruhi produk. Setelah mengetahui hal-hal tersebut, saya
memiliki ide untuk membuat wajik yang lebih bervariasi seperti wajik buah.
Bahan dasarnya hampir sama, namun bisa ditambah dengan buah agar cita rasanya
lebih menarik dan unik. Menurut saya, buah yang bisa ditambahkan seperti
pisang, nanas, dan mangga (Fransisca Jessy Sutanto 16.I1.0006).
Selain menambah pengetahuan dan
wawasan saya mengenai makanan tradisional - mulai dari pemilihan bahan hingga
pengolahannya -, saya menjadi semakin memahami budaya yang ada di sekitar saya,
yaitu budaya adat Jawa. Sebagai orang Jawa, sudah pantas dan selayaknya kita
untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya yang kita miliki. Salah satu
upaya yang dapat ditempuh yaitu dengan terus mendalami tentang ke-Jawa-an itu
sendiri, mulai dari makanannya hingga budayanya. Sebagai mahasiswa Teknologi
Pangan, sudah menjadi tugas kita untuk bergerak dalam dunia pangan tersebut,
terutama budaya lokal (Lili Heren Putriani H. 16.I1.0024).
Tugas pengetahuan bahan pangan ini
membuat saya menjadi semakin mengenal makanan tradisional, khususnya yang ada
di pulau Jawa. Sekarang ini makanan tradisional mulai dipandang sebelah mata
oleh sebagian orang, karena mereka beranggapan makanan tradisional sudah kuno
dan mereka lebih memilih makanan modern. Selain itu, dari tugas ini saya juga
menjadi mengerti bagaimana hubungan dari kualitas bahan yang digunakan dengan
produk makanan yang dibuat, contohnya wajik. Bahan dengan kualitas yang baik
dan pengolahan yang baik akan menghasilkan produk olahan yang baik pula. Untuk
itu sebelum membuat suatu produk olahan penting bagi kita untuk mengetahui
kualitas bahan yang akan digunakan (Vivi Dwiyanti Yuwono 16.I1.0120).
Dengan adanya tugas ini, saya jadi
lebih tau mengenai makanan tradisional. Kebanyakan orang-orang di zaman
sekarang ini, termasuk saya, hanya tertarik kepada makanan modern. Maka dari
itu tugas ini membuat saya mengerti tentang makanan tradisional, tepatnya
wajik, serta bahan-bahan yang digunakan. Kemudian saya juga jadi lebih mengerti
mengenai prosedurnya. Tak hanya itu, filosofi dari wajik pun juga dapat saya
ketahui (Lala Shelomi Lesmana 16.I1.0154).
Melalui tugas yang diberikan, saya
dapat mengetahui bahan yang digunakan dalam pembuatan makanan tradisional yang
sekarang ini sudah jarang dipakai. Selain itu saya bisa mengetahui proses dalam
mengolah dan fungsi bahan tersebut dalam wajik (Evelyn Cynthia Jusuf
16.I1.0081).
D.
Foto Narasumber
C.
DAFTAR PUSTAKA
BSN.
1996. Wajik. SNI 01-4272-1996. Badan
Standadisasi Nasional. Jakarta.
Cheetangdee, V and Siree, C. 2006. Free Amino Acid and Reducing Sugar
Composition of Pandan (Pandanus amaryllifolius) Leaves. Thailand:
Departement of Food Science and Technology University of Thailand.
Damardjati,
D. S. 1988. Struktur Kandungan Gizi Beras.
Dalam : Ismunadji, M., et al.
Padi-Buku 1. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman. Bogor.
Rukmana,
H. R. 2003. Budidaya Stevia.
Kanisius. Jakarta.
Susanto,
Tri. 2012. Perbandingan Mutu Minyak
Kelapa yang Diproses melalui Pengasaman dan Pemanasan Sesuai SNI 2902-2011.
Palembang: Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang.
Winarno,
F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
No comments:
Post a Comment