Giovani Dita C 16.I1.0145
Priscella Chrisanty H. 16.I1.0142
Suryana 16.I1.0161
Catharina Santi 16.I1.0191
Nengah Wida R 16.I1.0201
A. Dari
buku e-book (makanan yang ada dalam adat jawa dan filosofi)
Di dalam e-book
dituliskan dalam pernikahan adat jawa terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama
adalah pra-mantu, dalam tahap ini digunakan pisang, daun sirih, beras, dan kue
yang berasal dari beras ketan. Makanan-makanan ini mengandung arti untuk
mempersatukan. Tahap kedua adalah pernikahan, dalam tahap ini bahan yang
digunakan adalah beras, daun pisang, daun pandan, dan kelapa. Tanaman-tanaman
ini menyimpulkan harapan, kemakmuran, kesuburan, dan kesatuan. Tahap terakhir
yaitu pasca mantu, yaitu tahap yang dimana orangtua pengantin pria menerima
pengantin wanita sebagai anak mereka.
B. Manfaat
Bahan
Wajik terbuat dari
beras ketan, santan, gula jawa, dan garam. Beras ketan sendiri memiliki
kandungan pati yang tinggi yaitu amilosa dan amilopektin, kandungan amilopektin
yang tinggi membuat ketan memiliki tekstur yang lengket dan kenyal. Santan
digunakan dalam pembuatan wajik karena mempunyai kandungan lemak dan digunakan
sebagai perasa yang menyebabkan wajik lebih gurih. Gula jawa merupakan gula
yang terbuat dari nira pohon aren yang berfungsi sebagai pemanis alami pada
wajik. Selain itu gula jawa ini juga memberikan warna coklat pada wajik. Dan
yang terakhir adalah garam. Garam merupakan bahan tambahan untuk seasoning yang paling sering digunakan
untuk bahan tambahan makanan sehingga menghasilkan makanan yang gurih.
C. Proses
pembuatan
-
Beras ketan direndam
selama kurang lebih 3 jam, kemudian dibersihkan (dicuci) lalu dikukus hingga
matang 22-30 menit
-
Gula jawa dicairkan
bersamaan dengan santan dan garam
-
Setelah beras ketan
matang, lalu dicampurkan dengan gula merah sambil diaduk sampai meresap
D. Filosofi
Wajik
Adanya wajik dalam
hidangan pada pernikahan adat jawa kerap kali dilengkapi dengan adanya jadah. Wajik
yang menggunakan gula merah diidentikkan dengan warna merah pada darah,
sedangkan jadah yang tidak menggunakan gula merah diidentikkan dengan warna
putih pada sumsum tulang. Dimana darah dan sumsum merupakan kesatuan kehidupan
dalam tubuh. Dengan ini diharapkan sepasang pengantin dapat saling menyatu.
Wajik menggunakan beras ketan yang memiliki sifat yang lengket. Hal ini juga
mengharapkan agar kedua pengantin tersebut semakin tidak terpisahkan.
E. Kualitas
bahan yang bagus
Kualitas beras ketan
yang baik dapat dilihat dari beberapa karakteristik berikut, seperti buliran
beras yang masih utuh, memiliki warna putih susu, dan aromanya harum. Sementara
itu, kualitas gula merah yang baik adalah memiliki tekstur padat dan rata tanpa
ada cekungan, retakan, lubang, ataupun rongga. Selain itu, gula merah yang baik
tidak mudah meleleh dan warnanya lebih cerah.
F. Foto
G. Refleksi
(pengalaman/ kesan/ manfaat) masing- masing kelompok berkaitan dengan tugas ini
Pernikahan
adat jawa memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas tersebut diantaranya bisa
dilihat dari makanan daerah yang seringkali terdapat dalam pernikahan tersebut.
Masyarakat tidak selalu mengetahui makna dari keberadaan makanan tersebut,
terlebih lagi remaja jaman sekarang juga sudah tidak memerhatikan hal-hal
tersebut. Padahal, setiap makanan daerah yang ada dalam pernikahan adat jawa
memiliki bahan-bahan yang beragam, yang menghasilkan makna dan filosofinya
masing-masing.
Kami sebagai mahasiswa
teknologi pangan, merasa bahwa tugas Pengetahuan Bahan berkaitan dengan makanan
tradisional dalam pernikahan adat jawa ini memberikan berbagai manfaat. Dengan
adanya tugas ini, kami mengetahui makanan-makanan apa saja yang biasanya
terdapat dalam rangkaian acara pernikahan jawa. Tidak berhenti di situ, kami
juga mendapatkan informasi mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam makanan
tersebut, disertai dengan karakteristik bahan dengan kualitas yang baik. Selain
itu, dari bahan-bahan yang digunakan serta penggunan makanan tersebut dalam
rangkaian pernikahan, kami juga dapat menganalisis makna dari makanan tersebut.
Hal-hal di atas membuat wawasan kami semakin luas dan mendorong kami untuk lebih melestarikan adat beserta makanan jawa. Saat ini pernikahan adat sudah semakin ditinggalkan, begitu pula makanan tradisional yang ada di dalamnya semakin tidak dikenal, padahal tanpa sadar kita masih kerap menemukan makanan tersebut dalam jajanan pasar. Oleh karena itulah, sebagai anak muda, khususnya mahasiswa teknologi pangan, perlu lebih memahami mengenai makanan tersebut dan diharapkan nantinya dapat menyebarluaskan informasi kepada orang lain sebagai wujud pelestarian terhadap adat dan makanan jawa .
No comments:
Post a Comment