Theresia Ayu
O 16.I1.0105
Brigitta Eka W.P 16.I1.0108
Tara
Shabila 16.I1.0131
Viorentin
Puspa Ayu 16.I1.0162
Aurelia
Violita Vinci 16.I1.0170
Dawet adalah minuman dingin dengan campuran santan
kelapa, air, dan gula jawa sebagai kuahnya, serta buliran kecil tepung beras
atau tepung hongkue yang dicetak dan diberi warna sebagai isian dalam minuman.
Magna dawet
dalam pernikahan adat jawa :
Dalam pernikahan adat solo, ada tradisi Dodol
Dawet dimana saat orangtua sang pengantin wanita berjualan dawet kepada
para tamu undangan. Makna di balik tradisi tersebut adalah bentuk dawet yang
bulat yang melambangkan kebulatan hati dan kesiapan orangtua untuk menjodohkan
anaknya.
Sisi menarik dalam Dodol Dawet adalah para undangan
yang membeli dawet harus menggunakan kreweng atau pecahan genting, bukan uang.
Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia sejatinya dimulai dan ‘dinafkahi’
dari bumi. Kemudian, yang bertugas melayani pembeli adalah sang ibu, dan yang
menerima pembayaran adalah sang bapak.
Ini dia mata uang kreweng
Out of topic dulu ya, koin kreweng ini juga dipakai
bapak presiden kita, Pak Jokowi, dalam acara siraman menantunya. Nggak percaya?
Ini linknya
- Filosofi
dari “Nama dan Pikulan”
Filosofi ini berhubungan dengan nama “Dawet Ayu”.
Mengapa dinamakan dawet ayu? Konon kata ‘Ayu’ sendiri beasal dari centong dawet
yang memiliki ukiran Srikandi. Srikandi merupakan dewi yang terkenal
kecantikannya dalam dunia pewayangan.
Tapi, ada satu lagi yang tak kalah khasnya. Yakni:
patung Semar dan Gareng yang tertancap pada kedua sisi pikulan dawetnya.
Simbolisasi Semar dan Gareng dipilih karena padanan kata dua figur punakawan
itu mencipta kata “mareng”. Mareng dalam Bahasa Jawa artinya
musim panas atau kemarau. Saat cuaca panas, dawet ayu adalah ‘oase’, penyegar
yang sempurna untuk memberantas dahaga.
Mengutip penelitian Ika Kusuma dari Universitas Negeri
Semarang (2009) ”Makna Simbol Semar dan Gareng pada Dawet Ayu Banjarnegara”,
jenis kayu untuk ukiran wayang Semar dan Gareng pun ditentukan secara khusus
dari jenis kayu kanthil. Ini diyakini memiliki unsur magis untuk daya
pelarisan. Kanthil dalam bahasa Jawa artinya ”terenggut tertarik”. Pohon
kanthil memang menghasilkan bunga kanthil yang wangi, dan lazim digunakan untuk
upacara sesaji.
Cara Pembuatan
Alat dan Bahan
- Alat :
Ø 1 Cetakan
dawet
Ø 1 Panci
Ø 2 Mangkuk
- Bahan :
Ø 1 Bungkus
Tepung Beras
Ø 2 lembar
daun pandan dan daun suji
Ø ½ sdt garam
Ø Gula merah
Ø Es batu
Ø Air
Ø Santan
Ø Gula pasir
Langkah-Langkah Pembuatan
- Campur tepung beras dan garam dengan air daun
pandan dan daun suji sebagai pewarna. Aduk hingga menyampur
- Masak campuran tepung diatas panci sambil diaduk
sampai adonan menggumpal
- Setelah adonan menggumpal, siapkan air dingin dan
es batu dalam mangkuk
- Cetak adonan dengan saringan dawet dan
tekan-tekan agar berbentuk. Diamkan selama 15-20 menit
- Rebus gula merah dengan gula pasir dan beri
sedikit air. Aduk sampai gula larut. Angkat dan saring. Sisihkan
- Rebus santan, garam dan daun pandan dengan api
kecil sambil terus diaduk sampai mendidih. Angkat dan dinginkan
- Tuang sirup gula merah , santan, dan dawet di
dalam gelas. Dan jangan lupa tambahkan es batu
Kualitas
bahan yang baik :
Tepung Beras : tepung
yang baik yaitu tepung yang kering, tidak menggumpal, tidak berkutu,
tidak memiliki bau apek
Daun pandan
dan daun suji : memiliki
warnahijau segar, serta daun nya tidak rusak (dimakan ulat ).
Garam :
mengandung yodium, kering, dan berwarna putih bersih.
Gula merah :
memiliki tekstur yang padat, tidak retak, bentuk keras, tidak meleleh, dan
memiliki warna yang terang.
Es batu : dari
air matang, dan memiliki warna yang bening,
Air :
tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan terbebas dari bahan kimia
beracun.
Santan
: santan yang tidak pecah dan tidak mudah basi. Ataupun tidak berwarna
coklat dan tidak berampas.
Gula pasir :
memiliki tekstur yang kasar, berwana kuning/ tidak putih, mudah larut, tidak
menggumpal.
Refleksi :
Setelah mempelajari adat istiadat
khususnya makanan khas Jawa kami mendapat tambahan ilmu dan menjadi tahu akan
makanan khas saat pernikahan adat Jawa lebih dalam lagi. Seperti es dawet ini,
es dawet menjadi salah satu minuman tradisional yang wajib dihidangkan pada
saat pernikahan. Kami lebih mengerti komposisi dan manfaat dari setiap komposisi
yang ada pada es dawet. Selain itu es dawet memiliki lambang-lambang unik dan
memiliki makna tersendiri. Ternyata es dawet ayu memiliki filososfi
terbentuknya nama dawet ayu. Dibalik suatu makanan pada makanan adat Jawa ini
memiliki beribu makna yang tidak kalian ketahui. Setelah mencari tau dan
memperdalam lagi komposisi es dawet ayu memiliki kandungan gizi dan baik untuk
dikonsumsi disamping menjadi minuman yang menyegarkan jika dikonsumsi karena
dibuat daribahan alami dan tidak ada penambahan bahan-bahan berbahaya atau pun
pengawet.
No comments:
Post a Comment