Tuesday, March 28, 2017

DAGING AYAM KAMPUNG

Disusun oleh :
Kevin Kurniawan 16.I1.0054
Della Sugiarto 16.I1.0059
 Billy Nathaniel 16.I1.0065
Vinsensius P. Excel B.N 16.I1.0067

Yovita Hartono 16.I1.00.69


·        DESKRIPSI
Ayam kampung adalah sebutan di Indonesia bagi ayam peliharaan yang tidak ditangani dengan cara budidaya massal komersial serta tidak berasal-usul dari galur atau ras yang dihasilkan untuk kepentingan komersial tersebut.
Nama ilmiah untuk ayam kampung adalah Gallus domesticus. Aktivitas peternakan ayam kampung telah ada sejak zaman dahulu.
Ayam kampung adalah termasuk kedalam unggas karena memiliki satu lambung, ayam pada umumnya berasal dari hutan dengan habitat yang sangat liar. Asal usul ayam kampung atau ayam buras berasal dari hasil domestikasi jenis ayam hutan, oleh karena itu sebagian para pendapat mengatakan bahwa ayam kampung ini masih dalam famili ayam hutan atau liar. Ayam hutan ini memiliki 4 macam yaitu Gallus gallus, gallus sonnerati, gallus lafayetti dan gallus varius.
 Hingga saat ini ayam kampung masih terjaga mutu genetisnya atau keasliannya. Ayam kampung banyak diternakan oleh masyarakat terutama di pedesaan guna dimanfaatkan daging dan telurnya untuk dikonsumsi sendiri atau dijual dengan skala kecil. Pemeliharaannya masih secara tradisional. Ayam kampung lebih banyak diberi makanan sisa dan selebihnya ayam dibiarkan bebas untuk mencari makan sendiri. 
Ayam kampung sebagai ayam asli Indonesia sangat berpotensi sebagai salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia selain ayam broiler pada umumnya. Perkembangbiakkan ayam kampung super memang dimulai di Indonesia. Dengan ciri khas pertumbuhannya yang cepat ini memang yang membuat para peternak Indonesia memilih ayam kampung super yang dipilih untuk dibudidayakannya.
Di Indonesia pada umumnya dalam berbudidaya ayam kampung super dilakukan dengan sistem umbaran dan semi intensif. Dengan sistem umbaran, ayam akan dibiarkan untuk mencari makanan sendiri. Cara ini tentunya kurang efektif produktivitas yang dihasilkan juga kurang optimal. Dengan sistem intensif para peternak akan lebih memperhatikan kualitas pakan, pemeliharaan serta perkembangannya, ayam yang diberikan pakan  yang berkualitas akan memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Selain itu dengan sistem semi intensif ini harapannya ayam kampung asli Indonesia ini dapat terjaga populasinya.

·     ·  SISTEM TERNAK AYAM KAMPUNG

Seperti sudah disinggung sebelumnya, ada berbagai metode ternak ayam kampung. Yaitu dengan sistem umbaran dan semi intensif. Metode ternak ini menentukan tipe kandang yang harus disiapkan.

a. Sistem umbaran
Untuk ternak ayam kampung sistem umbaran, tidak ada ketentuan bentuk kandang. Oleh karena itu sering juga disebut kandang asalan. Hal terpenting kandang tersebut bisa melindungi ayam dari dinginnya malam dan tangan-tangan jahil. Payam sistem umbaran, ayam dibiarkan lepas liar. Pada pagi hari ayam dilepaskan dan menjelang sore ayam dimasukkan dalam kandang.
Sistem umbaran ini cocok dilakukan di desa-desa yang masih huniannya masih memiliki pekarangan luas. Dengan sistem umbaran, peternak lebih hemat dalam memberikan pakan dan perawatan harian. Ayam biasanya mencari tambahan pakan sendiri. Namun kelemahannya, produktivitas ternak ayam kampung dengan sistem ini sangat rendah. Selain itu, ayam menjadi liar bahkan sampai tidak mau masuk kandang dan tidur dengan bertengger di pohon-pohon.
Perkawinan pada ternak ayam kampung sistem umbaran terjadi secara alami seperti di alam bebas. Biasanya betina yang bertelur akan mengerami telurnya sendiri hingga menetas dan memelihara anak-anak mereka. Peternak hanya perlu menyediakan tempat mengeram yang nyaman bagi induk betina.

b. Sistem semi intensif
Untuk sistem semi intensif bisa digunakan kandang tipe pekarangan. Kandang tipe ini berupa hamparan lahan yang sekelilingnya dipagari agar ayam tidak bisa keluar dari lingkungan kandang. Dalam areal kandang disediakan kandang terutup tempat ayam beristirahat atau berteduh dari hujan.
Tipe kandang pekarangan sebaiknya dibiarkan beralaskan tanah dan ditumbuhi hijauan seperti rerumputan. Sesekali tanah bisa dicangkuli agar tidak terlalu padat sehingga cacing tanah bisa tumbuh untuk pakan alami ayam.
Perkawinan pada sistem semi intensif, memanfaatkan kandang koloni. Kandang berukuran luas 1×2 meter dengan tinggi 0.75-100 cm. Kandang sebesar ini bisa dihuni oleh 6 induk betina dan 1 ekor jantan. Perkawinan bisa terjadi dalam beberapa hari. Setelah induk betina dikawini pejantan, dalam tempo tiga hari telur yang dihasilkan bisa dipastikan fertil atau bisa menetas (tiga hari terhitung sejak kawin bukan masuk kandang).
Telur yang dihasilkan dalam kandang koloni segera dikeluarkan dan diambil untuk dierami oleh indukan lain. Atau bisa juga dierami unggas lain seperti entog atau bebek. Atau bisa menggunakan inkubator.

·      ·   KARAKTERISTIK

Ciri khas ayam kampung yaitu pada rasa daging yang enak dan memiliki kadar lemak yang sedikit dibanding ayam broiler. selain mempunyai kualitas daging yang baik, ayam kampung juga banyak digemari masyarakat juga karna memiliki telur yang mengandung zat-zat nutrisi didalamnya. Berikut adalah ciri-ciri daging ayam kampung :
Tekstur Daging
Untuk tekstur daging, biasanya ayam kampung lebih alot jika dibandingkan dengan ayam broiler. Ayam kampung juga memerlukan waktu yang cukup lama untuk memasaknya jika ingin ia matang dengan sempurna.
Warna Daging
Perbedaan yang kedua adalah warna daging. Beberapa menyebutkan jika warna daging ayam kampung biasanya cenderung lebih gelap jika dibandingkan dengan warna daging ayam broiler. Perbedaan warna ini sendiri disebabkan karena makanan, cara dan lama hidup dari kedua jenis ayam yang berbeda.
Bentuk Tubuh Ayam
Hal lain yang membedakan ayam kampung dan ayam broiler adalah bentuk tubuhnya. Ayam kampung memiliki bentuk tubuh yang cenderung lebih gagah, lebih kenyal dan tidak terlalu gemuk. Pada bagian dada ayam kampung, akan terlihat beberapa tulang yang muncul ke permukaan. Hal ini mengingat ayam kampung tidak memiliki banyak lemak di tubuhnya. Sedang ayam broiler, biasanya tubuhnya lebih gemuk dan besar.
 Kulit Ayam
Kulit ayam kampung biasanya lebih alot, tidak mudah sobek dan rendah lemak di bawahnya. Sedangkan pada kulit ayam broiler biasanya lebih mudah sobek dan mengandung banyak lemak tidak sehat di bawahnya.

·       ·   KANDUNGAN GIZI AYAM KAMPUNG

Air
Air adalah bagian terbesar dari daging. Kandungan air pada daging ayam muda sekitar 70 %, pada daging ayam tua sekitar 60 %.

Protein
Daging ayam adalah sumber protein yang cukup baik. Artinya, selain kandungan proteinnya tinggi juga mudah diserap oleh usus. Setiap 100 gram daging ayam kampung mengandung protein sekitar 18,1 %.

Lemak
Lemak adalah ayam menyebar dibawah kulit, hanya sedikit yang berada di dalam daging. Oleh karena itu, kandungan lemak pada daging unggas lebih rendah dibandingkan dengan daging ternak ruminansia, sepert sapi, kerbau, dan kambing. Kandungan lemak ayam dewasa lebih tinggi dari pada ayam muda. Demikian juga ayam betina, kandungan lemaknya lebih tinggi dari pada ayam jantan. Tidak seperti ayam ras yang kandungan lemaknya 15,06 %, kandungan lemak ayam kampung justru lebih rendah, yakni 12 %.

Vitamin
Daging ayam adalah sumber vitamin B, berupa vitamin B1, B2, niasin, asam pantotenat, B6, folasin, dan B12. Vitamin B akan keluar dari daging jika daging ayam direbus.

Mineral
Pigmen yang membuat daging ayam berwarna merah mengandung zat besi (Fe) yang mdah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh manusia. Selain zat besi, daging ayam juga banyak mengandung phosphor dan kalium. Zat mineral lain yang dikandungnya adalah kalsium (K), magnesium (Mg), natrium (Na), seng (Zn), kuprum (Cu), dan mangan (Mn).

·         · MORFOLOGI AYAM KAMPUNG

Ayam kampung ini memiliki bentuk dan ukuran yang jauh relatif lebih kecil dibandingkan  dengan ayam lainnya, memiliki berat sekitar 1,4 kg selama 4 bulan dan produksi telurnya sekitar 135 butir/tahunnya. Ayam kampung ini memiliki warna bulu putih, hitam, kemerahan, kekuningan dan juga warna kombinasi lainnya. Ayam kampung pada jantan memiliki jengger berwarna merah, bergerigi dan berdiri tegak, sedangkan pada betina memiliki jengger kecil dan juga tebal serta memiliki warna merah cerah.
Namun, pada bagian kulit ayam tersebut memiliki warna kuning pucat, memiliki kaki panjang dan juga kuat. Selain itu, ayam kampung ini tidak dapat dibedakan kedalam penghasil daging dan juga telur sebagaimana layaknya ayam ras umur empat bulan. Oleh karena itu, ayam kampung ini tidak dapat di patokan untuk menghasilkan produktivitas telur dan daging dengan maksimal.

·         · KLASIFIKASI AYAM KAMPUNG

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Subkelas : Neonithes
Superordo : Superordo
Ordo : Galiformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus Domesticus

·      ·  PEMANENAN DAN PENJUALAN

Berbeda dengan ternak ayam ras, ternak ayam kampung kebanyakan tidak fokus pada telur atau daging saja. Melainkan dijalankan secara sekaligus baik daging maupun telur. Jadi, penjualan ayam kampung juga tidak ketat pada hari atau bulan ke sekian ayam harus dipanen. Peternak mempunyai keleluasaan untuk menunggu harga terbaik.
Ayam kampung bisa dikonsumsi setelah umur lebih dari 8 bulan. Bila harga pada saat itu, tidak menarik peternak bisa menunggu hingga umur 12 bulan atau lebih. Ayam bisa diarahkan untuk diambil telurnya saja. Kecuali untuk telur, bila telur yang dihasilkan infertil harus tetap dijual karena akan busuk. Namun bila telurnya fertil atau bisa menetas, peternak bisa menunda menjualnya dan telur bisa terus dierami indukan ayam dan ditetaskan.

·         PERSYARATAN TINGKAT MUTU FISIK DAGING AYAM KAMPUNG MENURUT SNI
No
Faktor Mutu
Tingkatan Mutu
Mutu I
Mutu II
Mutu III
1
Konformasi
Sempurna
Ada sedikit kelainan pada tulang dada atau paha
Ada kelainan pada tulang dada dan paha
2
Perdagingan
Tebal
Sedang
Tipis
3
Perlemakan
Banyak
Banyak
Sedikit
4
Keutuhan
Utuh
Tulang utuh, kulit sobek sedikit, tetapi tidak pada bagian dada
Tulang ada yang patah, ujung sayap terlepas ada kulit yang sobek pada bagian dada
5
Perubahan warna
Bebas dari memar dan atau ‘freeze burn’
Ada memar sedikit tetapi tidak pada bagian dada dan idak ‘freeze burn’
Ada memar sedikit tetapi tidak ada ‘freeze burn’
6
Kebersihan
Bebas dari bulu tunas (pin feather)
Ada bulu tunas sedikit yang menyebar tetapi tidak pada bagian dada
Ada bulu tunas

*FYI : Freezer burn adalah keadaan dimana makanan mengkristal atau muncul bintik-bintik es pada permukaanya makanan, baik mulai dari es krim maupun daging. Makanan akan menjadi kering dan tidak enak disantap.

Mengapa bisa terjadi?

Freezer burn terjadi ketika makanan terkena udara sehingga molekul air menguap dan makanan menjadi kering dan teroksidasi.

Seperti apa freezer burn?

Terkadang freezer burn menghasilkan gumpalan kristal es pada permukaan makanan, seperti es krim yang sudah terlalu lama di lemari es. Freezer burn paling sering terjadi pada daging merah. Daging yang mengalami freezer burn warna permukaannya akan berubah dan menjadi kering.

·         ·  MANFAAT AYAM KAMPUNG
  
      Ayam kampung yang banyak ditemui di daerah pedesaan ataupun  perternakan ayam sangatlah bermanfaat buat kesehatan tubuh kita. Kandungan gizi yang ada pada daging ayam kampung sangatlah dibutuhkan bagi tubuh kita. Telurnya juga sangatlah bermanfaat untuk menjaga stamina kita, cukup dua butir kita konsumsi dalam sehari sudah bisa membuat tubuh kita lebih bertenaga dalam menghadapi aktivitas sehari – hari. Disamping itu juga bulu ayam sudah banyak dimanfaatkan juga oleh masyarakat untuk membuat sapu pembersih debu, karena warna – warni dari bulu ayam tersebut sangatlah menarik sehingga membuat bulu ayam tersebut memiliki nilai ekonomis.

·       ·  REFERENSI

Tuesday, March 21, 2017

SUSU KAMBING

Susu kambing adalah susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah melahirkan, dalam jangka waktu 0-3 hari dihasilkan susu kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi. Susu kambing memiliki aroma khas seperti bau prengus, yang disebabkan oleh asam kaproat dalam susu kambing, namun aroma ini dapat dikurangi dengan penambahan serbuk akar som jawa (ginseng jawa) pada pakan konsentrat (Senjaya, 2012).
Kandungan gizi (per 100 gr) terdiri dari energi (64 kkal), protein (4,3 gr), karbohidrat (6,6 gr), lemak (2,3 gr), kalsium (98 mg), fosfor (78 mg), dan zat besi (3 mg). Dalam merawat kambing, nutrisi yang perlu disediakan sebagai makanan kambing didapat dari dedaunan hijauan (berbagai jenis rumput) seperti  rumput gajah, daun nangka, daun singkong, jagung muda, daun sengon, dan makanan tambahan seperti  kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral. Semakin banyak pakan bernutrisi yang diberikan, maka semakin baik kualitas susu kambing tersebut. Berikut tabel kandungan gizi dan vitamin pada susu kambing.

Sumber : http://barockherbal.blogspot.co.id/2012/11/susu-kambing-goats-milk.html

Karakterisitik susu kambing salah satunya memiliki warna yang lebih putih dan pekat daripada susu sapi, selain itu globula lemak pada susu kambing biasanya lebih kecil daripada susu sapi, sehingga lemak susu kambing lebih mudah dicerna (Blakely dan Blade, 1991). Warna susu yang putih berasal dari cahaya yang direfleksikan oleh globula-globula lemak, partikel koloidal kasein dan kalsium fosfat yang tersebar dalam susu (Rahman et al., 1992).
Konsumsi susu kambing tidak menyebabkan alergi pada orang yang terkena lactose intolerant, karena susu kambing mengandung 13% kadar laktosa yang lebih rendah dibandingkan susu sapi dan 41% lebih rendah dibanding asi. Inilah yang membuat orang dengan lactose intolerant disarankan untuk mengonsumsi susu kambing.
Manfaat dan kelebihan susu kambing bagi kesehatan manusia yaitu :
¡  Mengatasi masalah dalam gangguan penyerapan pada usus.
¡  Memiliki daya cerna dan sifat buffer yang tinggi, menjadikannya sebagai salah satu cara diet yang baik bagi orang yang mengalami gangguan pencernaan seperti maag.
¡  Gumpalan protein susu kambing lebih lembut sehingga metabolisme pada lipid menjadi sehat (Makin, 2011).

Klasifikasi kualitas untuk uji alkohol dilakukan oleh Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau dan masuk dalam Standar Nasional Indonesia atau SNI 01-1341-1998 yang dilakukan dengan memasukkan 5 ml susu ke dalam tabung reaksi selanjutnya ditambahkan alkohol 70% dalam jumlah yang sama menghasilkan adanya gumpalan pemisahan pada susu. Sedangkan standar untuk kadar lemak  pada susu kambing menurut standar AOAC atau Association of Analitycal Communities tahun 1995 sebesar 6,27%. Uji mikroba pada standar SNI 01-3141-1997, diketahui bahwa pemeriksaan cemaran mikroba memiliki batas maksimum 3 x 106  koloni/ml.  Untuk pengemasan dan penyajian telah tercantum standar pengemasan pada SNI 01-3141-1982 dan Surat Keputusan Dirjen Peternakan tahun 1983 (Apriyantono et al., 1989).

Karena susu tergolong dalam sesuatu yang mudah rusak dan sangat mudah mengalami perubahan rasa, bau, dan warna jika di bawah kondisi normal, maka susu hanya mampu bertahan maksimal 2 jam setelah pengolahan tanpa kehilangan atau kerusakan pada kualitasnya. Salah satu proses penanganan setelah pemerahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui proses sterilisasi susu. Proses sterilisasi susu diawali dari susu segar yang dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu yang singkat untuk membunuh semua mikroba (121oC selama 15 menit), untuk mendapatkan susu dengan kualitas yang baik dan segar.
Keuntungan dari sterilisasi adalah tidak menghilangkan mikronutrisi yang ada seperti vitamin dan mineral (Manik, 2006).  Sterilisasi susu akan memperpanjang umur simpan, namun jika tidak disterilisasi pada suhu dan waktu tertentu maka akan merusak nutrisi yang terkandung dalam susu tersebut. Waktu pemanasan yang singkat penting untuk menjaga nilai gizi, warna, aroma, dan rasa agar tetap sama dengan susu segar. Nutrisi pada susu hasil sterilisasi sama dengan susu segar dan susu bubuk berformula. Susu yang telah mengalami sterilisasi dapat disimpan pada suhu ruang (Rahayu, 2010).
Selain dikonsumsi sebagai pengganti susu sapi yang mengandung banyak nutrisi, susu kambing juga dapat digunakan dalam aplikasi yang berbeda, yaitu:
¡  Sabun (untuk kulit kering, mengandung banyak vitamin A).
¡  Pelembab bibir dan lipstik (menjadikan bibir segar dan lembab, serta melindungi dari kekeringan).
¡  Face cream foundation (menyamarkan jerawat, pigmentasi, dll).
¡  Kefir (salah satu olahan susu kambing yang diubah menjadi masker setelah proses fermentasi) .
¡  Mentega (terdapat inovasi baru dengan menggunakan bakteri probiotik Lactobacillus acidophilus).
¡  Lotion susu kambing ( dapat melembutkan, menghaluskan, dan memutihkan kulit).


Beberapa contoh produk olahan dari susu kambing :







Daftar Pustaka
Anonim. 2017. Susu Kambing. [online]. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Susu_kambing#cite_note-1. Diakses pada 19 Maret 2017.
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Analytical Chemists, Washington D.C.
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Blakely, J. dan D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Terjemahan : B. Srigandono. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Makin, M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Manik, Eko., 2006. Olahan Susu. Pusat Unit  Pangan dan Gizi, IPB. Bogor.
Rahayu, 2010. Susu Segar dan Susu Cair Apa Bedanya.
Rahman, A., S. Fardiaz, W.P. Rahayu, Suliantari dan C.C. Nurwitri. 1992. Teknologi Fermentasi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Senjaya, Ari. 2012. Kadar Asam Lemak Kaproat dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Etawah yang Diberi Pakan Tambahan Serbuk Akar Som Jawa (Talinum paniculatum Gaertn). Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.


SUSU SAPI



Manfaat susu sapi untuk kesehatan sudah diketahui seperti untuk kesehatan jatung, tulang, dan bagian tubuh yang lainnya. Rasanya yang enak juga membuat susu sapi sering digunakan untuk membuat produk olahan seperti yoghurt, keju, permen susu, es cream dll. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai susu sapi.

Klasifikasi Susu

Ada beberapa jenis produk susu dipasaran:

  • Susu segar: susu jenis ini merupakan susu yang baru saja diperah dari peternakan.
  • Susu Pasteurisasi: susu segar yang kemurnian nutrisi dan kualitas gizi tetap terjaga dibanding produk susu lainya.
  • Susu Sterilisasi: susu yang dilakukan dengan cara memanaskan susu sampai mencapai suhu di atas titik didih.
  •  Susu kental manis: Susu yang memiliki kandungan lemak dan gula. Susu jenis ini dikemas dengan kaleng dan dalam sacet dan kemasan tube.
  • Susu bubuk: susu murni yang dikeringkan, namun proses pengeringan. Susu jenis ini biasanya dikemas dengan kaleng atau kardus yang didalamnya ada kemasan alumunium foilnya.


Susu sebagai Sumber Makanan

Air susu merupakan campuran komplek dari karbohidrat (utamanya laktosa), lemak protein, senyawa-senyawa organik dan garam serta garam anorganik yang terlarut dan terdispersi dalam air. Sehingga susu dapat dikatakan sebagai sumber makanan.


Komposisi Susu


Zat Gizi
Susu Murni (%)
Susu Skim (%)
Lemak
3.75
0.05
Laktosa
4.85
4.95
Protein
3.30
3.40
Abu
0.720
0.74
Total solid
12.65
9.15
Air
87.40
90.19
Gula tebu
-
-

Sumber: World Food Programme (1983) dalam Syarief dan Halid, 1993


Komposisi susu antara lain :
1.        Air
Air merupakan komponen terbesar pada susu. Air merupakan tempat terdispersinya komponen-komponen susu yang lain.
2.        Lemak
Lemak susu terbentuk dari globula-globula emulsi antara minyak dan air. Lemak susu tersusun atas asam butirat, asam karporat, asam laurat, asam miristat, asam stearat dan asam oleat.
3.        Laktosa
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu, merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa. Laktosa (gula susu) menyebabkan air susu berasa manis. Laktosa adalah karbohidrat.
4.        Protein
Protein susu terdiri atas kasein, laktalbumin dan laktoglobulin.
5.        Mineral
Susu bila dikeringkan kemudian residunya dibakar, maka akan tertinggal serbuk putih, serbuk inilah mineral dari susu.
6.        Vitamin
Susu merupakan sumber vitamin yang larut dalam air dan larut dalam minyak dengan cukup baik. Air susu adalah sumber riboflavin, kalsium dan fosfat yang baik. Susu juga mengandung thiamin, niacin, dan vitamin A dalam jumlah yang berarti.


Tabel 2. Komposisi susu segar per 100 gram
Komponen
Komposisi per 100 gram
Air
88 g
Protein
3,2 g
Lemak
3,5 g
Karbohidrat
4,3 g
Kalsium
143 mg
Fosfor
60 mg
Besi
1,7 mg
Vitamin B1
0,03 mg
Vitamin C
1 mg
Vitamin A
130 mg
Sumber : Buckle et.al , 1987


Sifat Fisik dan Kimia Susu

Air susu yang baik adalah berwarna putih atau kekuningan, hal ini karena pengaruh adanya hamburan dan absorbsi cahaya oleh globula-globula lemak dan micell-micell protein. Air susu yang berwarna kemerah-merahan diduga berasal dari susu sapi yang menderita mastitis. Susu yang berwarna kebiruan menunjukkan air susu telah dicampur dengan air yang terlampau banyak, sedangkan air susu yang berlendir dan menggumpal menunjukkan bahwa air susu tersebut telah rusak. Susu yang baik memiliki rasa yang sedikit manis, yang berasal dari laktosa. Air susu segar memiliki kisaran pH 6,6-6,7, nilai pH ini banyak dipengaruhi oleh kandungan fosfat, sitrat dan protein yang ada dalam susu (Buckle et. al, 1987).




Kerusakan Susu

Kerusakan susu pada umumnya lebih banyak disebabkan oleh faktor biologis yaitu aktivitas mikroorganisme, terutama oleh bakteri. Tumbuhnya mikroorganisme dalam air susu dapat menyebabkan suatu kerugian pada mutu susu, diantaranya pengasaman, penggumpalan dan lendir. 

Karakteristik susu
      Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan
      Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih).
      Susu segar mempunyai sifat amfoter.
      Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/L.
      Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7.
      Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cP.

      Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C, sedangkan titik didihnya adalah 100,16 °C.

Standarisasi susu

Kualitas susu sangat diperhatikan dalam industri pengolahan susu. Oleh karena itu pengujian yang dilakukan antara lain pengujian cepat dengan milkoscan, uji organoleptik, uji keasaman, uji alkohol, uji metilen blue, ujiberat jenis, uji pH, uji karbonat, dan uji penambahan tepung.

A.      Pengujian Cepat dengan Milkoscan
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menguji kualitas kimia susu sapi dengan cepat adalah Milkoscan. Prinsip kerja milkoscan adalah berdasar bahwa lemak, protein, dan laktosa memilikikemampuan menyerap sinar infra merah dengan panjang gelombang tertentu.

B.       Uji Organoleptik
Sifat organleptik merupakan sifat yang subyektif, tetapi merupakan sifat yang sangat penting.Pengujian ini terdiri dari rasa, aroma, dan warna.Rasa dan aroma dapat bersinergi membentuk citarasa.

C.      Uji Keasaman
Uji keasaman susu biasa dilakukan dengan metode titrasi. Susu yang masih segar memiliki oTh (derajad Thorner) antara 15 – 18.

D.      Uji Alkohol
Uji alkohol untuk komoditi susu dilakukan dengan 2 tahap yaitu denganmenggunakan alkohol 75% dan alkohol 72%. Susu yang baik adalah yang menunjukkan hasil negatif.Alkohol yang digunakanadalah jenis etil alkohol.

E.       Uji Reduktase (Uji metilen blue)
Uji reduktase dilakukan dengan meneteskan metilen blue kedalam susu yang diuji.Pada saat diteteskan warna susu biasanya menjadi biru. Semakin cepat warna biru memudar kualitas susu semakin buruk.

F.       Uji Berat Jenis
Uji berat jenis dilakukan untuk mengetahui apakah komoditi susu telah dicampur
atau diencerkan. Pengukuran dilakukan dengan alat khusus bernama laktodensimeter.

G.      pH Susu
Uji pH dilakukan dengan pH meter atau pH universal. Semakin asam susu menunjukkan kualitas susutersebut semakin menurun.

H.      Uji Karbonat
Uji karbonat dilakukan untuk mengetahui adanya pemalsuan produk susu. Susu segar umumnya memberi respon negatif pada uji ini.  

I.         Uji Penambahan Tepung
Uji ini relatif sederhana karena hanya dengan meneteskan iodin pada komoditisusu. Jika terdapat warna biru maka dapat diduga bahwa komoditi tersebutmengandung tepung


Proses Pemerahan susu sapi

Pemerahan dengan tangan ini  menghendaki suatu pekerjaan yang teliti dan halus, sebab kalau dilakukan dengan kasar akan buruk pengaruhnya terhadap banyaknya susu yang dihasilkan. Sebelum melakukan pemerahan susu sapi ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh peternak, diantaranya adalah mencuci atau bersihkan ambing sapi dengan air hangat, kandang sapi sudah dibersihkan, peralatan yang akan digunakan berada dalam keadaan steril.

Kegunaan pembersihan ambing dengan air hangat bertujuan untuk :
a.      
 Merangsang keluarnya air susu
b.     
 Mengurangi kemungkinan air susu terkontimanasi oleg bakteri
c.     
  Mengurangi munculnya mastitis (menurunkan produksi susu hingga 30 %.)

Suhu air yang digunakan untuk mencuci ambing sapi berada diantara 48 – 57 derajat celcius, dan lebih baik jika air mengandung disenfektan.

Setelah fase pemerahan Ada 3 cara pemerahan dengan tangan yaitu :

A.      Whole hand (tangan penuh)
Cara ini adalah yang terbaik, karena puting tidak akan menjadi panjang olehnya. Cara ini dilakukan pada puting yang agak panjang sehingga dapat dipegang dangan penuh tangan.Caranya tangan memegang puting dengan ibu jari dan telunjuk pada pangkalnya. Tekanan dimulai dari atas puting diremas dengan ibu jari dan telunjuk, diikuti dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking, sehingga air dalam puting susu terdesak ke bawah dan memancar ke luar. Setelah air susu itu keluar, sekluruh jari dikendorkan agar rongga puting terisi lagi dengan air susu. Remasan diulangi lagi berkali-kali.
Jika ibu jari dan telunjuk kurang menutupi rongga puting, air susu tidak akan memancar keluar, tetapi masuk lagi ke dalam ambing dan sapi akan kesakitan. Sedapat mungkin semua pemerahan dilakukan dengan sepenuh tangan.Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan_kelima_jari._Puting_dipegang_antara ibu_jari_dari  dan  keempat  jari lainnya, lalu ditekan dengan keempat jari tadi  (Syarief dan Harianto, 2011).

B.       Stripping (perah jepit)
Puting diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk yang digeserkan dari pangkal puting ke bawah sambil memijat. Dengan demikian air susu tertekan ke luar melalui lubang puting. Pijatan dikendorkan lagi sambil menyodok ambing sedikit ke atas, agar air susu di dalam cistern (rongga susu). Pijatan dan geseran ke bawah diulangi lagi. Cara ini dilakukan hanya untuk pemerahan penghabisan dan untuk puting yang kecil atau pendek yang sukar dikerjakan dengan cara lain.

C.       Knevelen (perah pijit)
Cara ini sama dengan cara penuh tangan, tetapi dengan  membengkokan ibu jari, cara ini sering dilakukan jika pemerah merasa lelah.. Lama-kelamaan bungkul ibu jari menebal lunak dan tidak menyakiti puting.Teknik  ini hanya dilakukan pada sapi yang memiliki puting pendek. 

 

Proses Alternatif Pemerahan Susu Sapi

 Menggunakan Mesin Perah: Sebelum sapi diperah, kandang dan sapi harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air bersih. Yang lebih penting adalah bagian puting ambingnya. Karena jika puting sapi yang akan diperah dalam keadaan masih kotor, maka mikroba yang menenempel dapat terbawa dan menyebabkan terjadinya kontaminasi atau pencemaran bakteri. Dalam waktu yang singkat, mikroba pada susu akan tumbuh dan berkembang lebih cepat dan nilai kwalitas susu menjadi jelek dan dianggap susu rusak. Jika susu sudah dalam keadaan rusak dan terkontaminasi bakteri, maka dampaknya pada konsumen yang meminumnya.


Kesimpulan

Susu sapi yang merupakan minuman kaya manfaat ini memiliki berbagai jenis dan macamnya. Dari segi manfaat susu memiliki banyak kelebihan seperti mencegah penyakit darah tinggi dan jantung, menetralisir racun, menambah kekuatan tulang, dan ll. Selain itu susu juga mampu di serap dengan sempurna dalam tubuh yakni sebesar 100 %. Oleh karena itu susu di katakan sangat baik di nyatakan sebagai bahan makanan. Susu yang baik adalah  apabila jumlah bakteri yang ada hanya sedikit, tidak mengandung spora mikroba pathogen, bersih yaitu tidak mengandung debu atau kotoran lainnya,mempunyai cita rasa yang baik dan tidak di palsukan.


Daftar Pustaka




Muljana, W. 1985.Pemeliharaan dan Ternak Kegunaan Sapi Perah. Aneka Ilmu. Semarang.

Prihadi.1996. Tata Laksana dan Produksi Sapi Perah. Fakultas Peternakan Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.
 
Putra, A. 2009. Potensi Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Peternakan Sapi erah (Studi Kasus Pemerahan susu sapi Moeria Kudus Jawa Tengah). Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang

Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo.1990. Ternak Perah. CV. Yasaguna. Jakarta.

Syarif, E dan Harianto, B. 2011.Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Perah. Agromedia Pustaka, Jakarta.


PENYUSUN

Kornelia Anne (16.I1.0147)
William Putra Yubiara (16.I1.0152)
Cristina Rina Mardian (16.I1.0158)
Nadya Anandha Putri Ayuningtyas (16.I1.0186)
Farida Izmi (16.I1.0194)