Tuesday, March 21, 2017

SUSU KAMBING

Susu kambing adalah susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah melahirkan, dalam jangka waktu 0-3 hari dihasilkan susu kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi. Susu kambing memiliki aroma khas seperti bau prengus, yang disebabkan oleh asam kaproat dalam susu kambing, namun aroma ini dapat dikurangi dengan penambahan serbuk akar som jawa (ginseng jawa) pada pakan konsentrat (Senjaya, 2012).
Kandungan gizi (per 100 gr) terdiri dari energi (64 kkal), protein (4,3 gr), karbohidrat (6,6 gr), lemak (2,3 gr), kalsium (98 mg), fosfor (78 mg), dan zat besi (3 mg). Dalam merawat kambing, nutrisi yang perlu disediakan sebagai makanan kambing didapat dari dedaunan hijauan (berbagai jenis rumput) seperti  rumput gajah, daun nangka, daun singkong, jagung muda, daun sengon, dan makanan tambahan seperti  kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral. Semakin banyak pakan bernutrisi yang diberikan, maka semakin baik kualitas susu kambing tersebut. Berikut tabel kandungan gizi dan vitamin pada susu kambing.

Sumber : http://barockherbal.blogspot.co.id/2012/11/susu-kambing-goats-milk.html

Karakterisitik susu kambing salah satunya memiliki warna yang lebih putih dan pekat daripada susu sapi, selain itu globula lemak pada susu kambing biasanya lebih kecil daripada susu sapi, sehingga lemak susu kambing lebih mudah dicerna (Blakely dan Blade, 1991). Warna susu yang putih berasal dari cahaya yang direfleksikan oleh globula-globula lemak, partikel koloidal kasein dan kalsium fosfat yang tersebar dalam susu (Rahman et al., 1992).
Konsumsi susu kambing tidak menyebabkan alergi pada orang yang terkena lactose intolerant, karena susu kambing mengandung 13% kadar laktosa yang lebih rendah dibandingkan susu sapi dan 41% lebih rendah dibanding asi. Inilah yang membuat orang dengan lactose intolerant disarankan untuk mengonsumsi susu kambing.
Manfaat dan kelebihan susu kambing bagi kesehatan manusia yaitu :
¡  Mengatasi masalah dalam gangguan penyerapan pada usus.
¡  Memiliki daya cerna dan sifat buffer yang tinggi, menjadikannya sebagai salah satu cara diet yang baik bagi orang yang mengalami gangguan pencernaan seperti maag.
¡  Gumpalan protein susu kambing lebih lembut sehingga metabolisme pada lipid menjadi sehat (Makin, 2011).

Klasifikasi kualitas untuk uji alkohol dilakukan oleh Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau dan masuk dalam Standar Nasional Indonesia atau SNI 01-1341-1998 yang dilakukan dengan memasukkan 5 ml susu ke dalam tabung reaksi selanjutnya ditambahkan alkohol 70% dalam jumlah yang sama menghasilkan adanya gumpalan pemisahan pada susu. Sedangkan standar untuk kadar lemak  pada susu kambing menurut standar AOAC atau Association of Analitycal Communities tahun 1995 sebesar 6,27%. Uji mikroba pada standar SNI 01-3141-1997, diketahui bahwa pemeriksaan cemaran mikroba memiliki batas maksimum 3 x 106  koloni/ml.  Untuk pengemasan dan penyajian telah tercantum standar pengemasan pada SNI 01-3141-1982 dan Surat Keputusan Dirjen Peternakan tahun 1983 (Apriyantono et al., 1989).

Karena susu tergolong dalam sesuatu yang mudah rusak dan sangat mudah mengalami perubahan rasa, bau, dan warna jika di bawah kondisi normal, maka susu hanya mampu bertahan maksimal 2 jam setelah pengolahan tanpa kehilangan atau kerusakan pada kualitasnya. Salah satu proses penanganan setelah pemerahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui proses sterilisasi susu. Proses sterilisasi susu diawali dari susu segar yang dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu yang singkat untuk membunuh semua mikroba (121oC selama 15 menit), untuk mendapatkan susu dengan kualitas yang baik dan segar.
Keuntungan dari sterilisasi adalah tidak menghilangkan mikronutrisi yang ada seperti vitamin dan mineral (Manik, 2006).  Sterilisasi susu akan memperpanjang umur simpan, namun jika tidak disterilisasi pada suhu dan waktu tertentu maka akan merusak nutrisi yang terkandung dalam susu tersebut. Waktu pemanasan yang singkat penting untuk menjaga nilai gizi, warna, aroma, dan rasa agar tetap sama dengan susu segar. Nutrisi pada susu hasil sterilisasi sama dengan susu segar dan susu bubuk berformula. Susu yang telah mengalami sterilisasi dapat disimpan pada suhu ruang (Rahayu, 2010).
Selain dikonsumsi sebagai pengganti susu sapi yang mengandung banyak nutrisi, susu kambing juga dapat digunakan dalam aplikasi yang berbeda, yaitu:
¡  Sabun (untuk kulit kering, mengandung banyak vitamin A).
¡  Pelembab bibir dan lipstik (menjadikan bibir segar dan lembab, serta melindungi dari kekeringan).
¡  Face cream foundation (menyamarkan jerawat, pigmentasi, dll).
¡  Kefir (salah satu olahan susu kambing yang diubah menjadi masker setelah proses fermentasi) .
¡  Mentega (terdapat inovasi baru dengan menggunakan bakteri probiotik Lactobacillus acidophilus).
¡  Lotion susu kambing ( dapat melembutkan, menghaluskan, dan memutihkan kulit).


Beberapa contoh produk olahan dari susu kambing :







Daftar Pustaka
Anonim. 2017. Susu Kambing. [online]. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Susu_kambing#cite_note-1. Diakses pada 19 Maret 2017.
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Analytical Chemists, Washington D.C.
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Blakely, J. dan D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Terjemahan : B. Srigandono. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Makin, M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Manik, Eko., 2006. Olahan Susu. Pusat Unit  Pangan dan Gizi, IPB. Bogor.
Rahayu, 2010. Susu Segar dan Susu Cair Apa Bedanya.
Rahman, A., S. Fardiaz, W.P. Rahayu, Suliantari dan C.C. Nurwitri. 1992. Teknologi Fermentasi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Senjaya, Ari. 2012. Kadar Asam Lemak Kaproat dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Etawah yang Diberi Pakan Tambahan Serbuk Akar Som Jawa (Talinum paniculatum Gaertn). Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.


6 comments:

  1. Susu kambing merupakan susu yang kaya akan kandungan gizi, namun kurang diminati karena susu ini berbau 'prengus'. Menurut anda, bagaimana cara menghilangkan bau prengus pada susu kambing tanpa merusak kandungan gizi didalamnya sehingga menjadi susu yang dapat diminati oleh masyarakat? Terimakasih
    Fang, Andreas Leonardo Christianto
    16.I1.0077

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Berdasarkan uraian diatas, dijelaskan bahwa klasifikasi kualitas untuk uji alkohol pada susu membentuk gumpalan.
    Pertanyaan:
    Menurut anda, apakah setelah terbentuk gumpalan ada perubahan kandungan (gizi/vit) pada susu kambing tersebut?Jika ada, kandungan apa yang berubah? Terimakasih
    Fransisca Jessy Sutanto
    16.I1.0006

    ReplyDelete
  4. Salah satu proses penanganan setelah pemerahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui proses sterilisasi susu. Proses sterilisasi susu diawali dari susu segar yang dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu yang singkat untuk membunuh semua mikroba (121oC selama 15 menit), untuk mendapatkan susu dengan kualitas yang baik dan segar.

    Pertanyaan:
    Saya pernah melakukan kunjungan ke usaha susu kambing rumahan. Di sana susu pasca pemerahan hanya direbus tanpa diketahui brapa suhu dan lamanya proses hanya menggunakan perkiraan) sebelum dipasarkan, apakah proses itu sudah cukup untuk memenuhi kualitas susu yang baik dan segar? Lalu bagaimana solusinya?
    Terima kasih

    Nengah Wida Renata
    16.I1.0201

    ReplyDelete
  5. Diatas dijelaskan jika globula lemak pada susu kambing lebih kecil dari pada globula susu sapi. Apakah dengan lebih kecilnya globula lemak pada susu kambing akan mencegah terjadinya screaming? Atau akan tetap terjadi creaming?
    Terimakasih.

    Dinda Ayu Tesalonika
    16.I1.0042

    ReplyDelete
  6. Untuk pengemasan dan penyajian telah tercantum standar pengemasan pada SNI 01-3141-1982 dan Surat Keputusan Dirjen Peternakan tahun 1983.
    Pertanyaan:
    Pengemasan dan penyajian seperti apa yang sesuai dengan standar SNI tersebut?
    Terima kasih.

    Angela Karina S.
    16.I1.0051

    ReplyDelete