Susu kambing adalah susu
yang dihasilkan oleh kambing betina setelah melahirkan, dalam jangka waktu 0-3
hari dihasilkan susu kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi. Susu kambing memiliki aroma khas seperti bau prengus, yang disebabkan oleh asam kaproat dalam
susu kambing, namun aroma ini dapat dikurangi dengan penambahan serbuk akar som
jawa (ginseng jawa) pada pakan konsentrat (Senjaya, 2012).
sumber : http://www.jitunews.com
Kandungan gizi (per 100 gr)
terdiri dari energi (64 kkal), protein (4,3 gr), karbohidrat (6,6 gr), lemak
(2,3 gr), kalsium (98 mg), fosfor (78 mg), dan zat besi (3 mg). Dalam merawat
kambing, nutrisi yang perlu disediakan sebagai makanan kambing didapat dari dedaunan
hijauan (berbagai jenis rumput) seperti rumput gajah, daun nangka, daun singkong,
jagung muda, daun sengon, dan makanan tambahan seperti kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa,
vitamin dan mineral. Semakin banyak pakan bernutrisi yang diberikan, maka
semakin baik kualitas susu kambing tersebut. Berikut tabel kandungan gizi dan
vitamin pada susu kambing.
Sumber :
http://barockherbal.blogspot.co.id/2012/11/susu-kambing-goats-milk.html
Karakterisitik susu kambing salah
satunya memiliki warna yang lebih putih dan pekat daripada susu sapi, selain
itu globula lemak pada susu kambing biasanya lebih kecil daripada susu sapi,
sehingga lemak susu kambing lebih mudah dicerna (Blakely dan Blade, 1991).
Warna susu yang putih berasal dari cahaya yang direfleksikan oleh
globula-globula lemak, partikel koloidal kasein dan kalsium fosfat yang
tersebar dalam susu (Rahman et al.,
1992).
Konsumsi susu kambing tidak menyebabkan
alergi pada orang yang terkena lactose intolerant, karena susu kambing mengandung
13% kadar laktosa yang lebih rendah dibandingkan susu sapi dan 41% lebih rendah
dibanding asi. Inilah yang membuat orang dengan lactose intolerant disarankan
untuk mengonsumsi susu kambing.
Manfaat dan kelebihan susu
kambing bagi kesehatan manusia yaitu :
¡ Mengatasi masalah dalam gangguan penyerapan pada usus.
¡ Memiliki daya cerna dan sifat buffer yang tinggi,
menjadikannya sebagai salah satu cara diet yang baik bagi orang yang mengalami
gangguan pencernaan seperti maag.
¡ Gumpalan protein susu kambing lebih lembut sehingga metabolisme
pada lipid menjadi sehat (Makin, 2011).
Klasifikasi kualitas untuk uji
alkohol dilakukan oleh Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif
Kasim Riau dan masuk dalam Standar Nasional Indonesia atau SNI 01-1341-1998
yang dilakukan dengan memasukkan 5 ml susu ke dalam tabung reaksi selanjutnya
ditambahkan alkohol 70% dalam jumlah yang sama menghasilkan adanya gumpalan
pemisahan pada susu. Sedangkan standar untuk kadar lemak pada susu kambing menurut standar AOAC atau Association of Analitycal Communities tahun
1995 sebesar 6,27%. Uji mikroba pada standar SNI 01-3141-1997, diketahui bahwa pemeriksaan
cemaran mikroba memiliki batas maksimum 3 x 106 koloni/ml.
Untuk pengemasan dan penyajian telah tercantum standar pengemasan pada
SNI 01-3141-1982 dan Surat Keputusan Dirjen Peternakan tahun 1983 (Apriyantono et al., 1989).
Karena susu tergolong dalam sesuatu
yang mudah rusak dan sangat mudah mengalami perubahan rasa, bau, dan warna jika
di bawah kondisi normal, maka susu hanya mampu bertahan maksimal 2 jam setelah
pengolahan tanpa kehilangan atau kerusakan pada kualitasnya. Salah satu proses
penanganan setelah pemerahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui proses
sterilisasi susu. Proses sterilisasi susu diawali dari susu segar yang
dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu yang singkat untuk membunuh semua
mikroba (121oC selama 15 menit), untuk mendapatkan susu dengan
kualitas yang baik dan segar.
Keuntungan dari sterilisasi adalah
tidak menghilangkan mikronutrisi yang ada seperti vitamin dan mineral (Manik,
2006). Sterilisasi susu akan
memperpanjang umur simpan, namun jika tidak disterilisasi pada suhu dan waktu
tertentu maka akan merusak nutrisi yang terkandung dalam susu tersebut. Waktu
pemanasan yang singkat penting untuk menjaga nilai gizi, warna, aroma, dan rasa
agar tetap sama dengan susu segar. Nutrisi pada susu hasil sterilisasi sama
dengan susu segar dan susu bubuk berformula. Susu yang telah mengalami
sterilisasi dapat disimpan pada suhu ruang (Rahayu, 2010).
Selain dikonsumsi
sebagai pengganti susu sapi yang mengandung banyak nutrisi, susu kambing juga
dapat digunakan dalam aplikasi yang berbeda, yaitu:
¡ Sabun (untuk kulit kering, mengandung banyak vitamin A).
¡ Pelembab bibir dan lipstik (menjadikan bibir segar dan
lembab, serta melindungi dari kekeringan).
¡ Face cream foundation (menyamarkan jerawat, pigmentasi,
dll).
¡ Kefir (salah satu olahan susu kambing yang diubah menjadi
masker setelah proses fermentasi) .
¡ Mentega (terdapat inovasi baru dengan menggunakan bakteri
probiotik Lactobacillus acidophilus).
¡ Lotion susu kambing ( dapat melembutkan, menghaluskan, dan
memutihkan kulit).
Daftar Pustaka
Anonim. 2017.
Susu Kambing. [online]. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Susu_kambing#cite_note-1. Diakses pada 19 Maret 2017.
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Analytical Chemists,
Washington D.C.
Apriyantono A, Fardiaz D,
Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Petunjuk Laboratorium
Analisis Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Blakely, J. dan D.H. Bade. 1991. Ilmu
Peternakan. Terjemahan : B. Srigandono. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Makin, M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Manik, Eko., 2006. Olahan Susu.
Pusat Unit Pangan dan Gizi, IPB. Bogor.
Rahayu, 2010. Susu Segar dan Susu Cair Apa Bedanya.
Rahman, A., S. Fardiaz, W.P. Rahayu, Suliantari dan C.C. Nurwitri. 1992. Teknologi Fermentasi Susu. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Senjaya, Ari.
2012. Kadar Asam Lemak Kaproat dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Etawah yang
Diberi Pakan Tambahan Serbuk Akar Som Jawa (Talinum paniculatum Gaertn). Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Susu kambing merupakan susu yang kaya akan kandungan gizi, namun kurang diminati karena susu ini berbau 'prengus'. Menurut anda, bagaimana cara menghilangkan bau prengus pada susu kambing tanpa merusak kandungan gizi didalamnya sehingga menjadi susu yang dapat diminati oleh masyarakat? Terimakasih
ReplyDeleteFang, Andreas Leonardo Christianto
16.I1.0077
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBerdasarkan uraian diatas, dijelaskan bahwa klasifikasi kualitas untuk uji alkohol pada susu membentuk gumpalan.
ReplyDeletePertanyaan:
Menurut anda, apakah setelah terbentuk gumpalan ada perubahan kandungan (gizi/vit) pada susu kambing tersebut?Jika ada, kandungan apa yang berubah? Terimakasih
Fransisca Jessy Sutanto
16.I1.0006
Salah satu proses penanganan setelah pemerahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui proses sterilisasi susu. Proses sterilisasi susu diawali dari susu segar yang dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu yang singkat untuk membunuh semua mikroba (121oC selama 15 menit), untuk mendapatkan susu dengan kualitas yang baik dan segar.
ReplyDeletePertanyaan:
Saya pernah melakukan kunjungan ke usaha susu kambing rumahan. Di sana susu pasca pemerahan hanya direbus tanpa diketahui brapa suhu dan lamanya proses hanya menggunakan perkiraan) sebelum dipasarkan, apakah proses itu sudah cukup untuk memenuhi kualitas susu yang baik dan segar? Lalu bagaimana solusinya?
Terima kasih
Nengah Wida Renata
16.I1.0201
Diatas dijelaskan jika globula lemak pada susu kambing lebih kecil dari pada globula susu sapi. Apakah dengan lebih kecilnya globula lemak pada susu kambing akan mencegah terjadinya screaming? Atau akan tetap terjadi creaming?
ReplyDeleteTerimakasih.
Dinda Ayu Tesalonika
16.I1.0042
Untuk pengemasan dan penyajian telah tercantum standar pengemasan pada SNI 01-3141-1982 dan Surat Keputusan Dirjen Peternakan tahun 1983.
ReplyDeletePertanyaan:
Pengemasan dan penyajian seperti apa yang sesuai dengan standar SNI tersebut?
Terima kasih.
Angela Karina S.
16.I1.0051