Saturday, July 15, 2017

DAWET

Tan, Enrico Christian   16.I1.0004
Andreas Adi Wibowo  16.I1.0005
Maria Krisna Evania    16.I1.0091
Patricia Dwi Lestari     16.I1.0117

A.   Sejarah Dawet Ayu Banjarnegara
Versi pertama
Ketua Dewan Kesenian Banjarnegara Tjundaroso mengatakan, dawet Banjarnegara menjadi terkenal awalnya dari lagu yang diciptakan seniman Banjarnegara bernama Bono berjudul ”Dawet Ayu Banjarnegara”. Pada tahun 1980-an, lagu dipopulerkan kembali oleh grup seni calung dan lawak Banyumas, Peang Penjol, yang terkenal di Karesidenan Banyumas pada era 1970-1980-an. Sejak itu kebanyakan orang di Karesiden Banyumas mengenal dawet asal Banjarnegara dengan julukan dawet ayu. Lirik lagunya sederhana, tetapi mengena. Lagu bercerita tentang seorang adik yang bertanya kepada kakaknya mau piknik ke mana? Jangan lupa beli dawet Banjarnegara yang segar, dingin, dan manis.

Versi kedua
Ada cerita lain lagi soal kemunculan nama dawet ayu. Ahmad Tohari mengatakan, berdasarkan cerita tutur turun-temurun, ada sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak awal abad ke-20. Generasi ketiga pedagang itu terkenal karena cantik. Maka, dawet yang dijual pun disebut orang sebagai dawet ayu.

Versi ketiga
Keterangan Tohari sejalan dengan keterangan tokoh masyarakat Banyumas, Kiai Haji Khatibul Umam Wiranu. Menurut Wiranu, nama dawet ayu muncul dari pedagang yang bernama Munardjo. Istrinya cantik[1] sehingga dawetnya disebut dawet ayu. Kini istri Munardjo masih hidup, dan tinggal di Kelurahan Rejasa Banjarnegara.

B.   Filosofi Dawet pada Pernikahan Adat Jawa
Pada pernikahan adat jawa, ada beberapa prosesi yang harus dilakukan kedua mempelai dan keluarga dari keduanya. Salah satunya adalah Adol Dhawet atau Dodol dawet yang artinya jual dawet. Makna dari prosesi ini diambil dari cendol yang berbentuk bulat atau bundar, diartikan sebagai lambang kebulatan kehendak orangtua untuk menikahkan anaknya dengan pasangan yang tepat. Penjualnya merupakan ibu calon mempelai wanita yang dipayungi oleh sang ayah calon mempelai wanita, yang melayani pembeli merupakan sang ibu dan sang ayah yang menerima bayarannya. Hal ini mengajarkan kepada anak mereka bahwa, dalam bahtera rumah tangga suami dan istri harus saling membantu dalam menafkahi keluarga. Pembeli dawet nya adalah para tamu yang hadir, dan pembayarannya menggunakan pecahan genting (kreweng), ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia berasal dari bumi. Adapun makna jenaka dari prosesi ini, yaitu simbolisasi kalau besok ketika resepsi dan akad nikah nanti akan banyak tamu yang datang sebanyak dan seramai jualan dawet.
C.   Cara Membuat Dawet sebagai berikut:
Bahan-Bahan :
1.      120 gr tepung beras
2.      2 sdm penuh tepung tapioka
3.      650 ml air
4.      essens pandan
5.      1 sdt garam
Bahan sirup gula merah :
1.      600 ml air
2.      250 gr gula merah (disisir)
3.      200 gr gula pasir
4.      2 lbr daun pandan
Langkah :
A.    Dawet
Cara membuat dawet :
1.        Campur tepung beras, tepung tapioka dan garam dipanci, tuang air dan essens pandan.
2.        Aduk rata jangan ada yang masih menggumpal.
3.        Kemudian masak diatas api sedang sambil diaduk aduk. Masak sampai mengental dan meletup-letup.
4.        Dalam keadaan panas, cetak dawet dengan cetakan dawet dengan cara adonan ditaruh diatas saringan, kemudian ditekan-tekan. Dawet akan meluncur kebawah lewat lubang2 pada saringan.
5.        Tampung dawet diatas air dingin + es batu agar tidak saling menempel.
B.   Sirup gula
Cara membuat sirup gula :
1.        Masak air sampai mendidih.
2.        Masukkan gula merah, gula pasir dan pandan.
3.        Masak sampai mendidih dan gula larut.
4.        Setelah dingin saring.
C.       Kuah santan
Cara membuat kuah santan :
1.        Masak semua bahan sampai mendidih sambil diaduk2 agar santan tidak pecah.
D.    Cara Penyajian
Sajikan dawet dengan kuah santan dan gula merah. Tambahkan es batu.

D.   Kualitas Bahan Dalam Dawet
Dalam pembuatan dawet, bahan-bahan yang digunakan dibagi menjadi dua kelompok yaitu bahan-bahan dasar untuk membuat minuman es dawetnya sendiri dan bahan santan untuk es dawetnya. Untuk membuat minuman es dawet bahan yang digunakan adalah tepung beras sebanyak 250 gram, tepung tapioka 250 gram, air sari daun pandan 100ml, air matang 600 ml, dan es batu serut sesuai selera masing-masing. Sedangkan untuk larutan santannya, bahan-bahan yang diperlukan adalah santan 1 liter, daun pandan 3 lembar, garam ½ sendok teh, dan untuk larutan gula merahnya adalah gula merah aren yang sudah disisir sebanyak 500 gram, gula putih 50 gram, dan air 250 ml.

Adapun yang menjadi penentu kualitas bahan dari dawet adalah tekstur, cita rasa, serta aroma dari dawet itu sendiri. Dawet memiliki tekstur yang kenyal dan berbentuk bundar agak lonjong perpaduan antara tepung beras dan tepung tapioka. Dawet berwarna hijau dan memiliki aroma wangi yang diperoleh dari air sari daun pandan. Selain dawet dan santan, gula merah aren juga menjadi penentu dari kualitas bahan, karena selain memiliki rasa manis yang natural, gula aren ini juga berbau harum. Proses pendidihan juga menjadi penanda kualitas dawet, semakin berkualitas dawet yang dididihkan maka semakin kuat aroma daun pandannya. Hal inilah yang menjadi penentu kualitas dawet yang  memiliki rasa dan aroma yang khas.

1 comment: