Margaretha Erica 13.70.0053
Vicky Widia Y 13.70.0146
Azahra Arum N 14.I1.0013
Irawati
Febriyana 14.I1.0034
Rachel Upeka A 14.I1.0162
1. FILOSOFI
NASI KUNING
Tumpeng merupakan
sajian nasi kerucut dengan aneka lauk pauk yang ditempatkan dalam tampah
(nampan besar, bulat, dari anyaman bambu). Tumpeng merupakan tradisi sajian
yang digunakan dalam upacara, baik yang sifatnya kesedihan maupun gembira. Nasi
tumpeng yang berbentuk kerucut ditempatkan di tengah-tengah dan bermacam-macam
lauk pauk disusun di sekeliling kerucut tersebut. Penempatan nasi dan lauk pauk
seperti ini disimbolkan sebagai gunung dan tanah yang subur di sekelilingnya.
Penempatan dan pemilihan lauk pauk dalam tumpeng juga didasari akan pengetahuan
dan hubungan manusia dengan alam (Ch dan Sudarsono, 2008).
Dalam kenduri,
syukuran, atau slametan, setelah pembacaan doa, tradisi tak tertulis
menganjurkan pucuk tumpeng dipotong dan diberikan kepada orang yang paling
penting, paling terhormat, paling dimuliakan, atau yang paling dituakan di
antara orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat
kepada orang tersebut. Kemudian semua orang yang hadir diundang untuk
bersama-sama menikmati tumpeng tersebut. Dengan tumpeng, masyarakat menunjukkan
rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan
kerukunan (Suratno dan Astiyanto, 2009).
Gambar 1. Upacara saling
menyuapkan nasi kuning
Nasi kuning digunakan dalam
pelaksanaan upacara pernikahan yakni pada upacara dahar klimah atau kepelan
dimulai dari pengantin pria membuat kepelan nasi punar (dengan tangan) dengan
menggunakan nasi kuning, kemudian kepalan nasi disuapkan ke mulut pengantin
puteri dan juga sebaliknya. Upacara suap-menyuapkan nasi kuning ini mengandung
semacam peringatan agar sepasang mempelai sebagai suami isteri nantinya selalu
hidup rukun dan saling menolong dan sepenanggungan dalam rumah tangga.
Berdasarkan sejarah asalnya, nasi tumpeng dibuat untuk
memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur
(nenek moyang). Kepercayaan ini bergeser saat masyarakat dipengaruhi budaya
Hindu. Nasi tumpeng dibuat kerucut untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru,
tempat bersemayam dewa-dewi. Pada saat Islam masuk ke nusantara, budaya nasi
tumpeng ini kemudian diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa. Tumpeng
merupakan akronim dalam bahasa Jawa, yakni yen metu kudu sing
mempeng (kalau keluar harus sungguh-sungguh). Dalam penyajiannya,
nasi tumpeng biasanya dilengkapi dengan lauk-pauknya yang berjumlah 7 macam,
angka 7 dalam bahasa Jawa berarti pitu. Angka pitu ini
artinya pitulungan (pertolongan). Jika pada zaman dahulu
nasi tumpeng merupakan perwujudan rasa terimakasih pada Yang Maha Kuasa, maka
kini nasi tumpeng sudah beralih fungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan
pesta ulang tahun. Dalam budaya Jawa, nasi tumpeng memiliki banyak jenis,
antara lain tumpeng sangga langit, Arga Dumilah, Tumpeng Megono dan Tumpeng
Robyong. Pada pernikahan adat Jawa, nasi kuning ini
mengandung semacam peringatan agar sepasang mempelai sebagai suami isteri
nantinya selalu hidup rukun dan saling menolong dan sepenanggungan dalam rumah
tangga.
Nasi kuning
tidak hanya menjadi hidangan di pernikahan namun juga menjadi hidangan untuk prosesi
upacara adat. Prosesi upacara
adat ritual sesaji anak gunung kelud bertujuan meminta keselamatan kepada Tuhan
agar masyarakat desa Sugihwaras dan sekitarnya diberi keselamatan. Upacara
tersebut juga meminta berkah agar masyarakat yang bercocok tanam diberikan
hasil yang memuaskan. Hal itu disebabkan karena sebagian besar mata pencaharian
masyarakat desa Sugihwaras adalah berkebun. Rangkaian prosesi upacara adat
dilakukan yang terkhusus yaitu sesaji yang diberikan adalah sebagai lambang
penghormatan kepada tokoh makhluk halus yang dituju. Makna simbolik dalam
sesaji yaitu berebut sesaji setelah didoakan dimana masyarakat yang
mempercayai, prosesi ini bermakna berebut berkah. Sesaji pada upacara adat
ritual sesaji berisi sebagai berikut. 1) Buceng kuat, 2) lodho sego gurih, 3)
buceng kendit, 4) sego punar, 5) buceng towo, 6) keleman, 7)jajan pasar, 8)
jenang reno pitu, 9) kembang setaman, 10)sisir, bedak, cermin, 11) cok bakal,
dan12) ubo rampen. Pada isi sesaji yang diberikan terdapat nasi kuning atau sego
punar yaitu nasi yang dimasak dengan sedikit parutan kunyit sehingga berwarna
kuning bersih. Sego punar adalah simbol kebersihan. Makna nasi kuning adalah
membersihkan sesuatu yang tidak baik. Sego punar terdiri dari sambal goreng
kering, srundeng, lodho (Dzikrun
et al, 2012).
2.
PROSES PEMBUATAN NASI KUNING
Gambar 3. Nasi kuning
Nasi kuning yang digunakan pada
upacara dhahar klimah atau kepelan dengan menyiapkan berbagai macam
lauk – pauk. Lauk – pauk yang perlu disiapkan terdiri dari telur dadar yang
dibuat tipis dan dipotong halus, perkedel, tempe kering, abon. Nasi kuning dan
lauk pauk ditempatkan dan ditata di dalam sebuah tempat berbentuk lonjong,
tetapi biasanya ditempatkan di dalam tampah yang telah dialasi dengan daun
pisang. Di dalam wadah tersebut, diberi penambahan sayur – sayuran yang tujuan
sebagai hiasan supaya terlihat indah dan menarik. Sayur – sayur yang digunakan
meliputi seledri, tomat, timun yang dipotong bundar dan cabe merah yang
dibentuk menyerupai bunga.
Pembuatan
nasi kuning, mula-mula beras dicuci kemudian dicuci beras dimasukan
kedalam belanga yang sudah diisi dengan santan, rempah-rempah, dan garam
setelah itu beras di aron sampai santannya mengering dan beras menjadi nasi
setengah matang. Setelah nasi sudah menjadi setengah matang, beras di pindahkan
ke dandang dan di kukus sampai nasi benar-benar matang. Proses pembuatan nasi
kuning ini memakan waktu sekitar 2 jam (Abidjulu et al,2015). Kemudian untuk membuat telur dadar cukup mudah yaitu telur
dikocok dan ditambahkan garam, lalu digoreng dengan sedikit minyak dan dipotong
tipis dan halus. Selanjutnya membuat perkedel yaitu bahan yang perlu disiapkan
kentang, minyak, garam, dan bumbu lainnya. Mula-mula kentang dikupas, kemudian
direbus dan ditumbuk agar halus. Setelah itu ditambahkan bumbu dan dicampur
hingga rata. Kemudian adonan tersebut dibentuk bulat atau oval dan digoreng
hingga matang atau sampai berwarna coklat. Pembuatan tempe kering, hal pertama
yang dilakukan yaitu memotong tempe kecil lonjong dan disiapkan bumbu seperti
cabai, kecap, gula, garam, dan bumbu lainnya. Kemudian bumbu-bumbu tersebut
dimasak dan kemudian tempe yang telah dipotong dimasukkan. Tempe tersebut
ditunggu hingga kering dan bumbu yang ditambahkan merasuk ke dalamnya. Selanjutnya
abon yang ditambahkan biasanya membeli dari pedagang lainnya atau membeli di
pasar. Setelah lauk pauk dan nasi telah siap kemudian ditata di tempat yang
berbentuk lonjong.
Menurut Abidjulu et al,(2015) menambahkan bahwa lauk pauk dalam nasi kuning sangat bervariasi
tergantung keinginan dari masing-masing konsumen. Lauk pauk yang lain dalam
nasi kuning yaitu sambal goring daging. Pertama kita
siapkan adalah daging sapi, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, gula
merah, asam jawa, garam, vetsin, terasi dan minyak kelapa. Untuk membuatnya,
mula-mula daging dibersihkan, direbus kemudian diiris tipis memanjang. Setelah
itu, tumis bumbu sampai wangi, tambahkan gula merah, terasi diaduk sampai rata
kemudian masukkan daging rebus, tambahkan air asam jawa diaduk sampai
men-gering. Proses pembuatan Sambal goreng daging ini memakan waktu sekitar 1
jam. Lauk yang lainnya yaitu
Laksa goreng. Untuk membuat laksa goreng Ci’ Ida, bahan yang harus kita siapkan
adalah Laksa, bawang merah, bawang putih, kecap, masako dan minyak goreng.
Untuk membu-atnya mula – mula Laksa direndam dalam air selama 2 jam, setelah 2
jam angkat dan tiriskan. Kemudian Tumis bawang merah, bawang putih sampai harum
masukkan laksa tambahkan kecap manis dan masako diaduk – aduk sampai rata.
Proses pembuatan Laksa goreng ini memakan waktu sekitar 5 menit.
3.
KUALITAS BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK PANGAN BERKUALITAS
Kualitas dipengruhi oleh barang, jasa, dan bahan
pangan. Menurut Kotler dan Armstrong (2012), kualitas produk merupakan
karakteristik dari produk atau jasa yang pada kemampuannya menanggung janji
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas makanan menjadi faktor penentu
konsumen dalam pemutusan pembelian makanan, sehingga peningkatan kualitas
makanan akan berbanding lurus dengan peningkatan pembelian dari suatu produk
pangan (Margareta dan Edwin, 2012). Dita (2010) menyatakan bahwa kualitas
produk pangan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, sehingga akan lebih baik
bila dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas produk makanan sebagai
dasar strategi pemasaran.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi food quality adalah sebagai berikut:
a.
Warna
Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan
sedemikian rupa supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi.
Kombinasi warna sangat membantu dalam selera makan konsumen.
b.
Penampilan
Makanan
harus baik saat dilihat berada di atas piring, di mana hal tersebut merupakan
suatu faktor yang penting. Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang disajikan
adalah contoh penting yang akan mempengaruhi penampilan makanan baik atau tidak
untuk dinikmati.
c.
Porsi
Porsi makanan dalam setiap penyajian sudah ditentukan
standarnya. Standar ini disebut dengan standard
portion size.
d.
Bentuk
Bentuk
makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk makanan yang
menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan makanan yang bervariasi,
misalnya wortel yang dipotong dengan bentuk dice atau biasa disebut dengan
potongan dadu digabungkan dengan selada yang dipotong chiffonade yang merupakan
potongan yang tidak beraturan pada sayuran.
e.
Temperatur
Konsumen
menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari makanan satu dengan lainnya.
Temperatur juga dapat mempengaruhi rasa, misalnya rasa manis pada sebuah
makanan akan lebih terasa saat makanan tersebut masih hangat, sementara rasa
asin pada sup akan kurang terasa pada saat sup masih panas.
f.
Tekstur
Ada banyak
tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat, keras atau
lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk makanan dapat
dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.
g.
Aroma
Aroma adalah
reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati
makanan, konsumen dapat mencium makanan tersebut.
h.
Tingkat kematangan
Tingkat
kematangan makanan akan mempengaruhi tekstur dari makanan. Misalnya wortel yang
direbus cukup akan menjadi lunak daripada wortel yang direbus lebih cepat.
Untuk makanan tertentu seperti steak setiap orang memiliki selera
sendiri-sendiri tentang tingkat kematangan steak.
i.
Rasa
Titik perasa
dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis, asam, asin, pahit.
Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan sehingga menjadi satu rasa
yang unik dan menarik untuk dinikmati.
(Margareta
dan Edwin, 2012).
DAFTAR
PUSTAKA
Abidjulu,
Rival N, Theodora M. Katiandagho, Agnes E. Loho.(2015). Profil Usaha
Nasi Kuning Di Kecamatan Tuminting Kota Manado (Studi Kasus Nasi Kuning Ci’
Ida). ASE – Volume XI Nomor 3, September 2015:
63 – 72
Amanah,
Dita. (2010). “Pengaruh Harga, dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen
pada Majestyk Backry & Cake Shop Cabang H.M Yamin Medan”. Jurnal Pendidikan
Ekonomi. Vol 2, No 1, Tahun 2010: Universitas Negeri Medan.
Dzikrun N,
Annisaul, Dwi Sulistyorini, Musthofa Kamal.(2012).Makna Simbolik Ritual Sesaji
Anak Gunung Kelud.
Kotler, P.,
& Amstrong, G. (2012). Principle of Marketing 14th Edition. England:
Pearson Education.
Margareta,
F. S., & Edwin, J. (2012). Analisa Pengaruh Food Quality and Brand Image
terhadap Keputusan Pembelian Roti Kecik Toko Roti Ganep’s d iota Solo.Jurnal
Manajemen Pemasarann, Vol. 1, No. 1.
Suratno,
Pardi dan Heniy Astiyanto. 2009. Gusti Ora Sare: 90 Mutiara Nilai Kearifan
Budaya Jawa. Yogyakarta: Adi Wacana
REFLEKSI ANGGOTA KELOMPOK
Margaretha
Erica 13.70.0053
Melalui
tugas ini, saya belajar bagaimana proses pengolahan tumpeng, filosofi tumpeng,
bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan tumpeng, dan memperlajari
kualitas bahan pangan untuk menghasilkan produk pangan yang berkualitas. Saya
menjadi lebih tahu tentang keragaman budaya Indonesia melalui produk olahan
pangan yang negara ini miliki. Banyak hal yang dapat dipelajari dari nasi
tumpeng, salah satunya adalah bentuknya yang mengerucut melambangkan rasa
syukur kepada Tuhan YME. Saya berharap, di masa mendatang masyarakat Indonesia
bisa lebih mengenal keragaman budaya Indonesia melalui hasil olahan pangan
negeri ini.
Vicky
Widia Y 13.70.0146
Pada
mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan, saya mendapat banyak sekali ilmu tentang
bahan pangan itu tumbuh dan bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, pada tugas
ini juga saya menjadi tahu bahwa bentuk itu juga mempunyai filosofi
masing-masing dan memberi arti. Saya juga menjadi tahu bahwa nasi kuning pada
pernikahan jawa mengandung banyak arti, tidak hanya enak untuk dimakan saja.
Pernikahan jawa memberikan banyak pengetahuan untuk saya, setiap hal yang ada
mempunyai arti tersendiri dan untuk orang yang mempercayainya itu menjadi
mutlak.
Azahra Arum N 14.I1.0013
Menurut saya tugas yang diberikan
memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam hal melestarikan budaya lokal, terutama
budaya jawa. Mahasiswa tidak hanya mengetahui tradisi budaya jawa untuk adat
pernikahan namun juga mengenal pangan lokal yang terdapat di dalam prosesi
pernikahan. Selain itu, mahasiswa menjadi tahu dan mengerti arti dan makna dari
pangan lokal yang disiapkan dalam prosesi tersebut. Dengan begitu, anak muda
khususnya mahasiswa dapat melestarikan budaya dan pangan lokal yang sekarang
ini sudah mulai ditinggalkan.
Irawati
Febriyana 14.I1.0034
Dari pembelajaran ini saya belajar bahwa Indonesia
kaya akan kuliner, adat serya kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khas
dan makna. Sudah seharusnya kita sebagai generasi bangsa turut mengenal dan
melestarikan kebudayaan tersebut mulai dari makanan khas daerah serta tatanan
budayanya. Sebagai mahasiswa teknologi pangan, kita juga diharapkan mengetahui
makanan-makanan asli dari Indonesia dan mengetahui kualitas bahan yang baik
sehingga menghasilkan olahan yang baik juga. Selain itu, dapat menjadikan
peluang untuk mengembangkan makanan daerah agar tetap dikenal oleh
generasi-generasi selanjutnya. Dari nasi kuning yang diangkat dalam tugas
ini, saya jadi mengetahui fungsi dan makna dari bentuk kerucut (tumpengan) dan
7 jenis lauk yang digunakan. Sekilas nampak sederhana, namun memiliki makna
yang besar. Sehingga pembuatan dari nasi kuning tidak boleh asal-asalan, perlu
diperhatikan kualitas bahan yang digunakan, cara pengolahan yang baik, serta
penyajian dengan sebagaimana mestinya.
Rachel
Upeka A 14.I1.0162
Dalam tugas yang
diberikan, menurut saya menambah pengetahuan tentang pangan lokal atau makanan
yang ada dalam tradisi pernikahan budaya Jawa. Berbagai macam acara dan makanan
yang menjadi simbol dan makna dari masing-masing prosesi tersebut. Hal ini
membuat saya menjadi tahu apa makna dari masing-masing prosesi sehingga sebagai
generasi muda untuk melestarikan dan menjaga makanan lokal yang ada. Salah
satunya nasi kuning yang dulunya hanya untuk hidangan sebagai upacara atau
acara pernikahan namun sekarang nasi kuning sudah menjadi makanan yang sudah
banyak dijual secara komersial. Dalam penyajian nasi kuning tersebut terdapat
lauk pauk yang menjadi pelengkap dan mengandung makna didalamnya.
makasih kak menambah wawasan
ReplyDeletecasing sosis rumput laut