Saturday, July 15, 2017

NASI KUNING

Margaretha Erica         13.70.0053
Vicky Widia Y            13.70.0146
Azahra Arum N          14.I1.0013
Irawati Febriyana        14.I1.0034
Rachel Upeka A          14.I1.0162

1.      FILOSOFI NASI KUNING
Tumpeng merupakan sajian nasi kerucut dengan aneka lauk pauk yang ditempatkan dalam tampah (nampan besar, bulat, dari anyaman bambu). Tumpeng merupakan tradisi sajian yang digunakan dalam upacara, baik yang sifatnya kesedihan maupun gembira. Nasi tumpeng yang berbentuk kerucut ditempatkan di tengah-tengah dan bermacam-macam lauk pauk disusun di sekeliling kerucut tersebut. Penempatan nasi dan lauk pauk seperti ini disimbolkan sebagai gunung dan tanah yang subur di sekelilingnya. Penempatan dan pemilihan lauk pauk dalam tumpeng juga didasari akan pengetahuan dan hubungan manusia dengan alam (Ch dan Sudarsono, 2008).

Dalam kenduri, syukuran, atau slametan, setelah pembacaan doa, tradisi tak tertulis menganjurkan pucuk tumpeng dipotong dan diberikan kepada orang yang paling penting, paling terhormat, paling dimuliakan, atau yang paling dituakan di antara orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. Kemudian semua orang yang hadir diundang untuk bersama-sama menikmati tumpeng tersebut. Dengan tumpeng, masyarakat menunjukkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan kerukunan (Suratno dan Astiyanto, 2009).



Gambar 1. Upacara saling menyuapkan nasi kuning

Nasi kuning digunakan dalam pelaksanaan upacara pernikahan yakni pada upacara dahar klimah atau kepelan dimulai dari pengantin pria membuat kepelan nasi punar (dengan tangan) dengan menggunakan nasi kuning, kemudian kepalan nasi disuapkan ke mulut pengantin puteri dan juga sebaliknya. Upacara suap-menyuapkan nasi kuning ini mengandung semacam peringatan agar sepasang mempelai sebagai suami isteri nantinya selalu hidup rukun dan saling menolong dan sepenanggungan dalam rumah tangga.
  

 Gambar 2. Hidangan dulangan pengantin

Berdasarkan sejarah asalnya, nasi tumpeng dibuat untuk memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang). Kepercayaan ini bergeser saat masyarakat dipengaruhi budaya Hindu. Nasi tumpeng dibuat kerucut untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam dewa-dewi. Pada saat Islam masuk ke nusantara, budaya nasi tumpeng ini kemudian diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa. Tumpeng merupakan akronim dalam bahasa Jawa, yakni yen metu kudu sing mempeng (kalau keluar harus sungguh-sungguh). Dalam penyajiannya, nasi tumpeng biasanya dilengkapi dengan lauk-pauknya yang berjumlah 7 macam, angka 7 dalam bahasa Jawa berarti pitu. Angka pitu ini artinya pitulungan (pertolongan). Jika pada zaman dahulu nasi tumpeng merupakan perwujudan rasa terimakasih pada Yang Maha Kuasa, maka kini nasi tumpeng sudah beralih fungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan pesta ulang tahun. Dalam budaya Jawa, nasi tumpeng memiliki banyak jenis, antara lain tumpeng sangga langit, Arga Dumilah, Tumpeng Megono dan Tumpeng Robyong. Pada pernikahan adat Jawa, nasi kuning ini mengandung semacam peringatan agar sepasang mempelai sebagai suami isteri nantinya selalu hidup rukun dan saling menolong dan sepenanggungan dalam rumah tangga.
Nasi kuning tidak hanya menjadi hidangan di pernikahan namun juga menjadi hidangan untuk prosesi upacara adat. Prosesi upacara adat ritual sesaji anak gunung kelud bertujuan meminta keselamatan kepada Tuhan agar masyarakat desa Sugihwaras dan sekitarnya diberi keselamatan. Upacara tersebut juga meminta berkah agar masyarakat yang bercocok tanam diberikan hasil yang memuaskan. Hal itu disebabkan karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa Sugihwaras adalah berkebun. Rangkaian prosesi upacara adat dilakukan yang terkhusus yaitu sesaji yang diberikan adalah sebagai lambang penghormatan kepada tokoh makhluk halus yang dituju. Makna simbolik dalam sesaji yaitu berebut sesaji setelah didoakan dimana masyarakat yang mempercayai, prosesi ini bermakna berebut berkah. Sesaji pada upacara adat ritual sesaji berisi sebagai berikut. 1) Buceng kuat, 2) lodho sego gurih, 3) buceng kendit, 4) sego punar, 5) buceng towo, 6) keleman, 7)jajan pasar, 8) jenang reno pitu, 9) kembang setaman, 10)sisir, bedak, cermin, 11) cok bakal, dan12) ubo rampen. Pada isi sesaji yang diberikan terdapat nasi kuning atau sego punar yaitu nasi yang dimasak dengan sedikit parutan kunyit sehingga berwarna kuning bersih. Sego punar adalah simbol kebersihan. Makna nasi kuning adalah membersihkan sesuatu yang tidak baik. Sego punar terdiri dari sambal goreng kering, srundeng, lodho (Dzikrun et al, 2012).
2.      PROSES PEMBUATAN NASI KUNING
Gambar 3. Nasi kuning
Nasi kuning yang digunakan pada upacara dhahar klimah atau kepelan dengan menyiapkan berbagai macam lauk – pauk. Lauk – pauk yang perlu disiapkan terdiri dari telur dadar yang dibuat tipis dan dipotong halus, perkedel, tempe kering, abon. Nasi kuning dan lauk pauk ditempatkan dan ditata di dalam sebuah tempat berbentuk lonjong, tetapi biasanya ditempatkan di dalam tampah yang telah dialasi dengan daun pisang. Di dalam wadah tersebut, diberi penambahan sayur – sayuran yang tujuan sebagai hiasan supaya terlihat indah dan menarik. Sayur – sayur yang digunakan meliputi seledri, tomat, timun yang dipotong bundar dan cabe merah yang dibentuk menyerupai bunga.
Pembuatan nasi kuning, mula-mula beras dicuci kemudian dicuci beras dimasukan kedalam belanga yang sudah diisi dengan santan, rempah-rempah, dan garam setelah itu beras di aron sampai santannya mengering dan beras menjadi nasi setengah matang. Setelah nasi sudah menjadi setengah matang, beras di pindahkan ke dandang dan di kukus sampai nasi benar-benar matang. Proses pembuatan nasi kuning ini memakan waktu sekitar 2 jam (Abidjulu et al,2015). Kemudian untuk membuat telur dadar cukup mudah yaitu telur dikocok dan ditambahkan garam, lalu digoreng dengan sedikit minyak dan dipotong tipis dan halus. Selanjutnya membuat perkedel yaitu bahan yang perlu disiapkan kentang, minyak, garam, dan bumbu lainnya. Mula-mula kentang dikupas, kemudian direbus dan ditumbuk agar halus. Setelah itu ditambahkan bumbu dan dicampur hingga rata. Kemudian adonan tersebut dibentuk bulat atau oval dan digoreng hingga matang atau sampai berwarna coklat. Pembuatan tempe kering, hal pertama yang dilakukan yaitu memotong tempe kecil lonjong dan disiapkan bumbu seperti cabai, kecap, gula, garam, dan bumbu lainnya. Kemudian bumbu-bumbu tersebut dimasak dan kemudian tempe yang telah dipotong dimasukkan. Tempe tersebut ditunggu hingga kering dan bumbu yang ditambahkan merasuk ke dalamnya. Selanjutnya abon yang ditambahkan biasanya membeli dari pedagang lainnya atau membeli di pasar. Setelah lauk pauk dan nasi telah siap kemudian ditata di tempat yang berbentuk lonjong.

Menurut Abidjulu et al,(2015) menambahkan bahwa lauk pauk dalam nasi kuning sangat bervariasi tergantung keinginan dari masing-masing konsumen. Lauk pauk yang lain dalam nasi kuning yaitu sambal goring daging. Pertama kita siapkan adalah daging sapi, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, gula merah, asam jawa, garam, vetsin, terasi dan minyak kelapa. Untuk membuatnya, mula-mula daging dibersihkan, direbus kemudian diiris tipis memanjang. Setelah itu, tumis bumbu sampai wangi, tambahkan gula merah, terasi diaduk sampai rata kemudian masukkan daging rebus, tambahkan air asam jawa diaduk sampai men-gering. Proses pembuatan Sambal goreng daging ini memakan waktu sekitar 1 jam. Lauk yang lainnya yaitu Laksa goreng. Untuk membuat laksa goreng Ci’ Ida, bahan yang harus kita siapkan adalah Laksa, bawang merah, bawang putih, kecap, masako dan minyak goreng. Untuk membu-atnya mula – mula Laksa direndam dalam air selama 2 jam, setelah 2 jam angkat dan tiriskan. Kemudian Tumis bawang merah, bawang putih sampai harum masukkan laksa tambahkan kecap manis dan masako diaduk – aduk sampai rata. Proses pembuatan Laksa goreng ini memakan waktu sekitar 5 menit.

3.        KUALITAS BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHASILKAN PRODUK PANGAN BERKUALITAS

Kualitas dipengruhi oleh barang, jasa, dan bahan pangan. Menurut Kotler dan Armstrong (2012), kualitas produk merupakan karakteristik dari produk atau jasa yang pada kemampuannya menanggung janji untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas makanan menjadi faktor penentu konsumen dalam pemutusan pembelian makanan, sehingga peningkatan kualitas makanan akan berbanding lurus dengan peningkatan pembelian dari suatu produk pangan (Margareta dan Edwin, 2012). Dita (2010) menyatakan bahwa kualitas produk pangan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, sehingga akan lebih baik bila dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas produk makanan sebagai dasar strategi pemasaran.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi food quality adalah sebagai berikut:

a.    Warna
Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi. Kombinasi warna sangat membantu dalam selera makan konsumen.

b.    Penampilan
Makanan harus baik saat dilihat berada di atas piring, di mana hal tersebut merupakan suatu faktor yang penting. Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang disajikan adalah contoh penting yang akan mempengaruhi penampilan makanan baik atau tidak untuk dinikmati.

c.    Porsi
Porsi makanan dalam setiap penyajian sudah ditentukan standarnya. Standar ini disebut dengan standard portion size.

d.    Bentuk
Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan makanan yang bervariasi, misalnya wortel yang dipotong dengan bentuk dice atau biasa disebut dengan potongan dadu digabungkan dengan selada yang dipotong chiffonade yang merupakan potongan yang tidak beraturan pada sayuran.

e.    Temperatur
Konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari makanan satu dengan lainnya. Temperatur juga dapat mempengaruhi rasa, misalnya rasa manis pada sebuah makanan akan lebih terasa saat makanan tersebut masih hangat, sementara rasa asin pada sup akan kurang terasa pada saat sup masih panas.

f.     Tekstur
Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat, keras atau lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.

g.    Aroma
Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan tersebut.

h.    Tingkat kematangan
Tingkat kematangan makanan akan mempengaruhi tekstur dari makanan. Misalnya wortel yang direbus cukup akan menjadi lunak daripada wortel yang direbus lebih cepat. Untuk makanan tertentu seperti steak setiap orang memiliki selera sendiri-sendiri tentang tingkat kematangan steak.

i.      Rasa
Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis, asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.
(Margareta dan Edwin, 2012).


DAFTAR PUSTAKA

Abidjulu, Rival N, Theodora M. Katiandagho, Agnes E. Loho.(2015). Profil Usaha Nasi Kuning Di Kecamatan Tuminting Kota Manado (Studi Kasus Nasi Kuning Ci’ Ida). ASE – Volume XI Nomor 3, September 2015: 63 – 72


Amanah, Dita. (2010). “Pengaruh Harga, dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen pada Majestyk Backry & Cake Shop Cabang H.M Yamin Medan”. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol 2, No 1, Tahun 2010: Universitas Negeri Medan.

Dzikrun N, Annisaul, Dwi Sulistyorini, Musthofa Kamal.(2012).Makna Simbolik Ritual Sesaji Anak Gunung Kelud.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2012). Principle of Marketing 14th Edition. England: Pearson Education.

Margareta, F. S., & Edwin, J. (2012). Analisa Pengaruh Food Quality and Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Roti Kecik Toko Roti Ganep’s d iota Solo.Jurnal Manajemen Pemasarann, Vol. 1, No. 1.


Suratno, Pardi dan Heniy Astiyanto. 2009. Gusti Ora Sare: 90 Mutiara Nilai Kearifan Budaya Jawa. Yogyakarta: Adi Wacana

REFLEKSI ANGGOTA KELOMPOK
Margaretha Erica     13.70.0053
Melalui tugas ini, saya belajar bagaimana proses pengolahan tumpeng, filosofi tumpeng, bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan tumpeng, dan memperlajari kualitas bahan pangan untuk menghasilkan produk pangan yang berkualitas. Saya menjadi lebih tahu tentang keragaman budaya Indonesia melalui produk olahan pangan yang negara ini miliki. Banyak hal yang dapat dipelajari dari nasi tumpeng, salah satunya adalah bentuknya yang mengerucut melambangkan rasa syukur kepada Tuhan YME. Saya berharap, di masa mendatang masyarakat Indonesia bisa lebih mengenal keragaman budaya Indonesia melalui hasil olahan pangan negeri ini. 
Vicky Widia Y           13.70.0146
Pada mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan, saya mendapat banyak sekali ilmu tentang bahan pangan itu tumbuh dan bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, pada tugas ini juga saya menjadi tahu bahwa bentuk itu juga mempunyai filosofi masing-masing dan memberi arti. Saya juga menjadi tahu bahwa nasi kuning pada pernikahan jawa mengandung banyak arti, tidak hanya enak untuk dimakan saja. Pernikahan jawa memberikan banyak pengetahuan untuk saya, setiap hal yang ada mempunyai arti tersendiri dan untuk orang yang mempercayainya itu menjadi mutlak.
Azahra Arum N        14.I1.0013
Menurut saya tugas yang diberikan memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam hal melestarikan budaya lokal, terutama budaya jawa. Mahasiswa tidak hanya mengetahui tradisi budaya jawa untuk adat pernikahan namun juga mengenal pangan lokal yang terdapat di dalam prosesi pernikahan. Selain itu, mahasiswa menjadi tahu dan mengerti arti dan makna dari pangan lokal yang disiapkan dalam prosesi tersebut. Dengan begitu, anak muda khususnya mahasiswa dapat melestarikan budaya dan pangan lokal yang sekarang ini sudah mulai ditinggalkan.

Irawati Febriyana     14.I1.0034
Dari pembelajaran ini saya belajar bahwa Indonesia kaya akan kuliner, adat serya kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khas dan makna. Sudah seharusnya kita sebagai generasi bangsa turut mengenal dan melestarikan kebudayaan tersebut mulai dari makanan khas daerah serta tatanan budayanya. Sebagai mahasiswa teknologi pangan, kita juga diharapkan mengetahui makanan-makanan asli dari Indonesia dan mengetahui kualitas bahan yang baik sehingga menghasilkan olahan yang baik juga. Selain itu, dapat menjadikan peluang untuk mengembangkan makanan daerah agar tetap dikenal oleh generasi-generasi selanjutnya. Dari nasi kuning yang diangkat dalam tugas ini, saya jadi mengetahui fungsi dan makna dari bentuk kerucut (tumpengan) dan 7 jenis lauk yang digunakan. Sekilas nampak sederhana, namun memiliki makna yang besar. Sehingga pembuatan dari nasi kuning tidak boleh asal-asalan, perlu diperhatikan kualitas bahan yang digunakan, cara pengolahan yang baik, serta penyajian dengan sebagaimana mestinya. 

Rachel Upeka A        14.I1.0162
Dalam tugas yang diberikan, menurut saya menambah pengetahuan tentang pangan lokal atau makanan yang ada dalam tradisi pernikahan budaya Jawa. Berbagai macam acara dan makanan yang menjadi simbol dan makna dari masing-masing prosesi tersebut. Hal ini membuat saya menjadi tahu apa makna dari masing-masing prosesi sehingga sebagai generasi muda untuk melestarikan dan menjaga makanan lokal yang ada. Salah satunya nasi kuning yang dulunya hanya untuk hidangan sebagai upacara atau acara pernikahan namun sekarang nasi kuning sudah menjadi makanan yang sudah banyak dijual secara komersial. Dalam penyajian nasi kuning tersebut terdapat lauk pauk yang menjadi pelengkap dan mengandung makna didalamnya.

1 comment: