Disusun oleh :
Cindy Agustine 16.I1.0072
Devina Sanjivany 16.I1.0045
Ignasia Isabella 16.I1.0122
Yesika Arum Sari 16.I1.0156
Brigita Alfenda C.S. 16.I1.0086
KLASIFIKASI
KLUWAK
Pangium
edule Reinw atau yang biasa disebut masyarakat dengan nama kluwak, kluwek,
picung, atau kepayang. Merupakan produk pangan berupa biji keras berwarna
kelabu, dengan daging licin berlemak dan berwarna kehitaman. Kluwak dibuat
dengan cara merebus biji picung, membungkusnya dengan abu, kemudian memendamnya
di dalam tanah selama kurang lebih 40 hari agar terjadi proses fermentasi
(perombakan komponen oleh mikroba). Oleh masyarakat Indonesia, kluwak digunakan
sebagai rempah-rempah untuk pembuatan berbagai masakan. Tanaman ini dapat hidup
pada berbagai kondisi tanah seperti di daerah pinggiran sungai, daerah hutan
jati, tanah yang kering maupun tergenang air, tanah berlempung, bahkan
kadang-kadang pada tanah yang berbatu. Pohon picung akan berbuah sesudah berumur
15 tahun (Astawan, 2009).
Picung
pertama kali ditemukan di Malaysia, kemudian meluas mulai dari Fillipina, Papua
New Guinea, dan Kepulauan Bismarck. Jenis ini tersebar di seluruh Indonesia,
oleh karena itu pangi memiliki banyak nama daerah, seperti: kapayang,
kapencueng, kapecong, simaung (Minangkabau); pangi, kalowa (Bugis, Betawi,
Bali, Manado); pacung, picung (Sunda); pakem, pucung (Jawa); kalowa (Sumbawa,
Makassar); nagafu (Tanimbar) (BPDAS Jeneberang Walanae, 2006).
Pohon
pangi termasuk pohon yang berukuran sedang sampai besar, tingginya dapat
mencapai ± 40 m dengan diameter batang ± 100 cm dan kadang-kadang berbanir
setinggi ± 2,5 m. Tajuk umumnya lebat, cabang dan rantingnya mudah patah. Pada
bagian pucuk banyak terdapat cabang. Cabang yang muda umumnya berbulu,
sedangkan cabang yang tua tidak berbulu. Batang pokoknya besar, ranting muda
berambut (berbulu) dan berwarna abu-abu. Kulit kayu berwarna kemerahan atau
abu-abu kecokelatan dan kadangkadang kasar dengan banyak celah yang mengeras
(Heriyanto dan Subiandono, 2008). Aprianti (2011) menyatakan tumbuhan pangi
dapat bertahan hidup sampai umur di atas 100 tahun.
Pohon
pangi memiliki daun tunggal, mengumpul di ujung ranting dan bertangkai panjang.
Helaian daun dari pohon muda berlekuk tiga sedangkan pada pohon tua helaian
daun berbentuk bulat telur melebar di pangkal berbentuk jantung dan ujung daun
meruncing. Permukaan atas daun licin berwarna hijau mengkilap, permukaan
bawahnya berambut cokelat dan tersusun rapat. Tulang daun pada sisi bawah menonjol.
Panjang daun sekitar 20 - 60 cm dan lebar 15 - 40 cm. Daun-daun yang gugur
meninggalkan bekas yang jelas (Heyne, 1987; Heriyanto dan Subiandono, 2008).
Kulit
buah berwarna cokelat kemerahan dengan permukaan kasar yang mengandung lentisel
. Aprianti (2011) menyatakan buah pangi mengandung biji yang jumlahnya banyak
dan tersusun rapi pada poros buah seperti buah cempedak. Buah yang berukuran
besar mengandung biji yang jumlahnya dapat mencapai 30 biji, sedangkan buah
yang berukuran kecil mengandung sekitar 12 biji. Biji berukuran besar, berwarna
kelabu, berbentuk limas dan keras. Pada biji terdapat inti biji (endosperm)
yang banyak mengandung lemak . Buah yang masih segar, endospermanya berwarna
putih, apabila buah sudah disimpan dalam waktu yang lama, maka warna endosperma
berubah menjadi kehitaman. Daging biji mengandung senyawa golongan alkaloid,
flavonoid, tanin dan sianida. Adanya tanin menyebabkan daging biji pangi
menjadi cokleat. Reaksi tersebut dikenal dengan browning enzymatic, yang
terjadi jika dikatalisis oleh enzim polifenolase dengan substrat berupa senyawa
fenolik. Antara endosperma dengan tempurung dibatasi oleh selaput tipis
berwarna cokelat. Kulit biji kasar dengan perikarp setebal 6 - 10 mm, berkayu
dan beralur.
CIRI
– CIRI FISIK KLUWAK
1. Pohon
kluwek memiliki batang lurus dengan tinggi 60 meter dengan lebar pohon 120 cm.
2. Daunnya
memiliki bentuk yang lonjong dengan lebar 15 cm dan memiliki panjang 20 cm.
Daunnya berwarna hijau gelap mengilap di bagian atasnya dan berwarna agak
keputihan dan berbulu di bagian bawahnya.
3. Bunganya
berada di pucuk ranting dan berwarna putih kehijauan seperti bunga pepaya.
4. Bentuk
buahnya lonjong dengan bagian ujung dan pangkal meruncing, berwarna kecokelatan
dengan permukaan berbulu. Ukuran buahnya kurang lebih panjang 30 cm dengan
lebar 20 cm.
5. Daging
buahnya berwarna putih dengan tekstur lunak.
6. Bijinya
bertempurung cokelat kehitaman berbentuk asimetris dengan ukuran 3-4 cm
PENGGUNAAN KLUWAK SEBAGAI OBAT
Biji
kluwak memiliki sifat anti bakteri yang dapat mengobati penyakit lepra, kudis
dan beberapa penyakit kulit lainnya. Sifat anti bakteri berasal dari asam lemak
siklik seperti asam hidnokarpat (C16H28O2) dan
asam khaulmograt (C18H32O2).
Daun kluwak ini juga bisa digunakan
sebagai obat cacing kremi dan penawar keracunan makanan, serta bagian daun
segar, getah daun, tumbukan daun dan biji juga digunakan sebagai antiseptic dan
disinfektan untuk membersihkan luka luar.
KANDUNGAN
YANG TERDAPAT PADA BUAH KLUWAK
Kandungan
|
Jumlah (gram)
|
Air
|
51,0
|
Protein
|
10,0
|
Karbohidrat
|
13,5
|
Lemak/minyak
|
24,0
|
Kalsium (Ca)
|
0,040
|
Phospor (P)
|
0,10
|
Besi (Fe)
|
0,002
|
Vitamin B1
|
0,00015
|
Vitamin C
|
0,03
|
Energi (kal/gram)
|
2,73
|
Kandungan
yang terdapat pada biji kluwak selain dalam table diatas, yaitu Vitamin C, Ion
besi, Betakaroten , Asam
sianida (sifatnya beracun, mudah menguap pada suhu 26°), Asam
hidnokarpat, Asam khaulmograt, Asam glorat
Tanin
PEMANFAATAN BUAH KLUWAK DALAM MAKANAN
A. Bumbu Penyedap
Pangi telah dimanfaatkan sebagai
bumbu penyedap tradisional, seperti; masakan rawon, pallu mara, terasi, kecap,
minyak pangi, tumis pangi dan konji pangi.
Di Tana Toraja, Provinsi Sulawesi
Selatan, daging buah (paleak) dan selaput biji kepayang (kolona) digunakan
sebagai sayuran, sedangkan inti biji (endosperm) yang berwarna putih diolah dengan cara dihancurkan,
difermentasi dan dikeringkan sehingga menjadi suatu produk yang berwarna hitam
yang disebut ”pamarrasan” yang digunakan sebagai bumbu masakan.
Proses pemeraman ini bertujuan
untuk mengurangi kandungan asam sianida dari daging biji pangi (endosperma).
Konon sebelum dikonsumsi manusia, endosperm yang sudah diperam diuji coba
terlebih dahulu pada ayam. Apabila ayam yang memakan endosperm tersebut tidak
menyebabkan kematian, maka aman untuk dikonsumsi sebagai makanan.
Rasa khas dari biji pangi diduga
berasal dari asam glutamat yang merupakan asam amino dominan di dalam biji
pangi, sedangkan teksturnya yang lunak disebabkan oleh aktivitas enzim
β-glukosidase.
B. Makanan Ringan
Pemanfaatan buah pangi tidak
hanya untuk lauk pauk, tetapi adanya kreativitas masyarakat sehingga
penggunaannya dapat didiversifikasi dalam bentuk berbagai macam panganan,
contohnya Dodol pangi, dodol pangi merupakan penganan khas Kabupaten Soppeng.
C. Minyak Goreng
Minyak yang dihasilkan dari biji
yang segar dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa untuk menggoreng.
Biji pangi mengandung minyak/lemak yang tinggi, dua kali lipat kandungan
protein maupun karbohidratnya.
D. Bahan Pengawet Makanan
Bahan pengawet digunakan dengan tujuan
untuk menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba seperti bakteri, kapang atau
khamir agar makanan dapat bertahan dalam waktu lama, meningkatkan cita rasa,
warna, menjaga tekstur, mencegah perubahan warna dan sebagainya.
Hal ini diadopsi dari pengalaman
sebagian masyarakat nelayan di Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandeglang, Banten,
dalam membantu proses pengawetan ikan dan hasilnya sangat efektif jika
dibandingkan menggunakan formalin dan proses pembuatannya pun sangat sederhana
dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
Efektivitas bahan pengawet pangi ini
dapat digunakan selama enam hari. Sedangkan untuk pengangkutan ikan jarak jauh,
bahan pengawet ini ditambahkan garam.
E. Pestisida Alami
Ekstrak dari biji pangi dapat
digunakan sebagai rodentisida alami. Bahan ini dapat mematikan tikus dalam
waktu kurang dari 5 menit dengan memberikan sebanyak 0,8 ml larutan biji pangi
dengan konsentrasi 100 % (2.800 ppm sianida).
Ekstrak biji juga dapat digunakan
sebagai moluskisida alami dengan cara merendam keong emas dalam larutan ekstrak
air biji pangi yang mengandung 25 - 50 ppm sianida.
Ekstrak heksana pada daun pangi
segar dapat menjadi antifeedant (anti makan), sebagai pencegahan dan
perlindungan tanaman pangan dari serangan Plutella xylostella.
Senyawa antifeedant tidak
membunuh, mengusir atau menjerat serangga hama, tetapi hanya menghambat selera
makan dari serangga tersebut sehingga tanaman pangan dapat terlindungi dari
serangan hama.
PENGOLAHAN KLUWAK PASCA PANEN
Sebelum
dipasarkan dan diolah dalam bidang pangan, biji kluwak harus mengalami proses
pengolahan terlebih dahulu. Buah
kluwak masak, buah disimpan sekitar 15 hari sampai daging buahnya menjadi
busuk, sehingga biji lebih mudah dikeluarkan. Biji dicuci sampai bersih
kemudian dimasukkan ke
dalam belanga berisi air bersih. Biji direbus di atas tungku api sampai airnya mendidih selama sekitar 2 jam. Setelah direbus, biji-biji tersebut diselaputi abu dapur dan ditumpuk dalam lubang. Lubang tersebut kemudian ditutup dengan daun pisang dan ditimbuni tanah dan dibiarkan selama 40 harib(pemeraman). Biji diambil kemudian dicuci hingga tempurungnya (kulit biji) bersih dari abu dan kotoran-kotoran lain. Kemudian di jemur Setelah diangin-anginkan, tempurung akan menjadi kering serta sudah siap untuk dipasarkan.
dalam belanga berisi air bersih. Biji direbus di atas tungku api sampai airnya mendidih selama sekitar 2 jam. Setelah direbus, biji-biji tersebut diselaputi abu dapur dan ditumpuk dalam lubang. Lubang tersebut kemudian ditutup dengan daun pisang dan ditimbuni tanah dan dibiarkan selama 40 harib(pemeraman). Biji diambil kemudian dicuci hingga tempurungnya (kulit biji) bersih dari abu dan kotoran-kotoran lain. Kemudian di jemur Setelah diangin-anginkan, tempurung akan menjadi kering serta sudah siap untuk dipasarkan.
TUJUAN
PROSES PENGOLAHAN BIJI KLUWAK
Kluwak dapat diperbanyak melalui biji dan membutuhkan waktu selama
4 bulan, untuk bibit siap tanam. Biji harus diberikan perlakuan pendahuluan
(skarifikasi) karena memiliki kulit biji yang keras sehingga masa dormansi biji
harus dipecahkan terlebih dahulu dengan cara merendam biji dalam air selama 24
jam sebelum disemai.
Perkecambahan memerlukan
waktu sekitar satu bulan dan kemudian
dapat dipindahkan ke dalam pot dengan media campuran pasir dan
kompos ketika daun mulai muncul 2 - 3 helai. Dalam waktu 4 bulan,
bibit sudah dapat dipindahkan ke lapangan.
dapat dipindahkan ke dalam pot dengan media campuran pasir dan
kompos ketika daun mulai muncul 2 - 3 helai. Dalam waktu 4 bulan,
bibit sudah dapat dipindahkan ke lapangan.
CARA MEMILIH KLUWAK
1. Pilihlah biji yang batoknya tidak berjamur,
2. Kocok-kocok, ambil bila terasa berat dan koplok karena
biasanya daging buahnya bagus dan berwarna hitam.
3. Daging buah yang bagus berwarna hitam pekat, jangan ambil
bila berwarna kelabu atau berjamur, karena itu berarti kluwak telah kedaluarsa.
Jika dagingnya berwarna agak coklat muda berarti kluwak masih muda.
4. Ambil sedikit dagingnya dengan sendok teh, cicipi, jika
terasa pahit jangan digunakan.
5. Isi kluwek yang bagus adalah yang bentuknya bulat seperti
batoknya dan utuh, tetapi jika anda mendapatkan kluwek yang telah mengering dan
menempel pada batok tidak masalah asalkan warnanya hitam pekat dan tidak pahit.
6.
Simpan
biji-biji kluwek beserta batoknya di wadah kering dengan sirkulasi udara yang
baik dan tidak lembab agar kluwek tidak mudah berjamur.
DAFTAR
PUSTAKA
Aprianti,
D. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Picung (Pangium edule
Arini, D. I. D. (2012). Potensi Pangi (Pangium edule
Reinw.) Sebagai Bahan Pengawet Alami dan Perkembangannya di Sulawesi Utara.
Info BPK Manado, Vol. 2, No. 2, Hal. 103-113.
Astawan,
M. 2009. Kluwak Kaya Antioksidan. Jakarta: PT. Gramedia.
BPDAS
Jeneberang Walanae. 2006. Pangi (Pangium edule Reinw.). Balai Buletin Plasma
Nutfah, Vol. 14, No. 1, Hal. 33 - 42.
Heriyanto, N.M., dan E. Subiandono. (2008). Ekologi Pohon
Kluwak/Pakem (Pangium edule Reinw.) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur.
Buletin Plasma Nutfah 14(1) : 33-42.
Heyne,
K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Jakarta: Yayasan Sarana
Just Try & Taste - Rawon Ngawi "Nendang"
Ala My Mom
Kompasiana - Enak, Terapi Kolesterol Dengan Kluwek oleh
Ahmad Saukani
Kuliner Plus-Plus - Kluwek, Si Hitam yang Banyak Manfaat
Mikrobiologi
dan Sensori Ikan Kembung (Rastrelliger neglectus) Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai Jeneberang Walanae. Makassar. Reinw. dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas
Fisiko Kimia, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta. Tidak Wana Jaya.
Kluwak dibuat dengan cara merebus biji picung, membungkusnya dengan abu, kemudian memendamnya di dalam tanah selama kurang lebih 40 hari agar terjadi proses fermentasi (perombakan komponen oleh mikroba).
ReplyDeletePertanyaan:
Apa fungsi dari masing2 proses di atas dan apakah proses tersebut (secara keseluruhan) harus selalu dilakukan sebelum diolah lebih lanjut maupun dikonsumsi?
Nengah Wida
16.I1.0201
Buah kluwak mengandung asam sianida yang sifatnya beracun dan mudah menguap pada pada suhu 26°. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, buah kluwak sendiri sering digunakan sebagai bumbu penyedap makanan. Pertanyaanya adalah jika kita sering mengkonsumsi makanan yang menggunakan kluwak sebagai tambahan bumbu penyedapnya, apakah hal tersebut dapat menyebabkan efek samping (penyakit) tersendiri? Jika ada apa contohnya?
ReplyDeleteFabianus Bintang 16.I1.0151
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDikatakan bahwa konon sebelum dikonsumsi manusia, endosperm yang sudah diperam diuji coba terlebih dahulu pada ayam. Apabila ayam yang memakan endosperm tersebut tidak menyebabkan kematian, maka aman untuk dikonsumsi sebagai makanan.
ReplyDeleteDi zaman sekarang, bagaimana cara menentukan kluwak aman atau tidak untuk dimakan?
Angela Karina S.
16.I1.0051