Tuesday, April 4, 2017

TELUR ANGSA

Disusun Oleh :
Fransisca Jessy Sutanto                                   16.I1.0006
Lili Heren Putriani Hardi                                16.I1.0024
Evelyn Cynthia Jusuf                                      16.I1.0081
Vivi Dwiyanti Yuwono                                   16.I1.0120
Lala Shelomi                                                   16.I1.0154




DESKRIPSI

Telur dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a.                   a. Telur konsumsi

               Telur yang berasal dari induk bangsa unggas yang tidak dibuahi oleh pejatan, dengan demikian telur konsumsi tidak bisa ditetaskan karena infertil (tidak subur)
  1. Telur tetas
            Telur yang berasal dari induk yang telah dibuahi oleh pejantan, sehingga dapat ditetaskan karena telur tersebut fertil.

Klasifikasi
Kerajaan                      :Animalia
Filum                           : Chordata (mempunyai penyokong tubuh dalam)
Kelas                           : Aves
(Burung)
Ordo                            : Anseriformes (Burung berselaput kaki/burung yang dapat berenang)
Famili                          : Anatidae (
Burung renang yang memiliki berat badan berkaki pendek  
                                    dan tagihan dengan ujung terangsang : angsa, entok, bebek)
Genus                          : Cygnus
Spesies                        : C. Olor


 

Karakteristik
u  Memiliki ukuran dua kali ukuran telur ayam, Ukuran rata – rata telur angsa 113 x 74 mm dan berat 340 gram dengan berat sekitar 200 g.
u  Warna cangkangnya putih kapur.
u  Cangkang/ kerabang telur angsa biasanya sangat keras.
u  Memiliki flavor yang lebih kuat dari pada telur ayam, namun tidak sekuat pada telur bebek.
u  Suhu telur angsa menetas : 37 – 390C


Struktur telur
  1. Cangkang Telur Mempunyai banyak pori yang penting untuk pertukaran udara.
  2. Membran ada 2 lapisan yaitu membran dalam dan membran luar. Fungsinya membatasi cangkang.
  3. Putih telur / albumen, ada dua bagian yaitu bagian kental dan encer.
  4. Kantung udara (air cell) merupakan ruang kosong yang terdapat di antara putih telur dan lapisan membran cangkang berfungsi sumber oksigen bagi embrio.
  5. Membran vitelline berfungsi untuk melindungi yolk supaya tidak pecah dan mencegah supaya yolk tidak bercampur dengan albumen
  6. Kuning telur (yolk) adalah cadangan makanan bagi embrio. 
  7. Kalaza/ Chalazae (tali kuning telur) berfungsi untuk menahan kuning telur agar tetap pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning telur.






Standar Mutu SNI Telur

 



Bila tidak disimpan dengan benar,telur otomatisakan mudah rusak.  Berikut beberapa ciri-ciri telur yang rusak :
1.      Pecahkan telur yang akan diolah, kemudian lihat bagian putih telur.  Telur   layak makan memiliki warna putih, tetapi bila warnanya berubah merah     jambu, telur sudah rusak.
2.      Telur bagus mengeluarkan bau yang khas sementara bau telur yang sudah rusak cenderung tidak sedap karena sudah dipenuhi bakteri.
3.      Pegang telur, lalu timbang-timbang dengan tangan. Bila terasa berat, telur tandanya sudah rusak.
4.       Letakkan telur di atas meja. Putar dengan tangan, bila telur tidak bisa berputar sempurna, tandanya telur sudah rusak.
5.      Rongga udara (pada bagian tumpul) didalam telur membesar.
6.      Putih telur lebih encer.
7.      Kuning telur tidak berada ditengah jika diterawang.

Survei dilakukan oleh Asosiasi Konsumen Eropa (BEUC-The European Consumer Association) tahun 2001 mengenai parameter mutu telur yang biasanya dilihat oleh konsumen saat membeli telur. Tidak mengejutkan, hasil survei menunjukkan bahwa bagi konsumen keamanan dan kesegaran; nilai gizi; serta sifat sensor adalah faktor utama. Survei dilakukan terhadap 3085 konsumen di 10 negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Italia, UK, Spanyol, Polandia, dan Yunani. Dari survei tersebut juga diperoleh informasi bahwa konsumen melihat kualitas sebuah telur dari kekuatan cangkang, konsistensi albumen, dan warna kuning telur.
Menurut U.S. Egg Grading Manual, penilaian kualitas telur terbagi menjadi dua bagian yakni, penilaian eksterior (bagian luar) dan interior (bagian dalam) telur. Penilaian eksterior telur meliputi ukuran, bentuk, dan kebersihan cangkang sedangkan penilaian interior telur dilihat dari kondisi kantong udara, putih (albumen) dan kuning telur (egg yolk). Di Indonesia, kualitas telur konsumsi diatur dalam Standar Nasiional Indonesia (SNI) 01-3926-1995 dengan parameter yang sama seperti U.S Egg Grading Manual. Penilaian eksterior dilakukan dengan cara melihat langsung kondisi penampakan telur secara kasat mata, sedangkan penilaian interior dilakukan dengan cara meneropong atau candling, di sortir manual satu per satu.
Penentuan mutu telur  menurut U.S. Egg Grading Manual dan Standar Nasional Indonesia
1.KualitasAA(Mutu1)
Kondisi telur bersih, halus, licin, tidak retak, dan bentuknya normal. Kedalaman kantung udara tidak boleh lebih dari 3,2 mm (SNI : < 0,5 cm). Putih telur harus bersih, kental dan stabil, dengan konsistensi seperti gelatin, Ketika diteropong, kuning telur tidak bergerak-gerak, berbentuk bulat, terletak deitengah telur, kuning telur dan bersih dari bercak darah atau noda apapun. Bayangan batas-batas kuning dan putih telur ketika di teropong tidak terlihat jelas.
2.KualitasA(Mutu2)
Cangkang telur bersih, halus, licin, tidak retak, dan bentuknya normal. Kedalaman rongga udara tidak boleh lebih dari 4,8 mm (SNI : 0,5-0,9 cm). Putih telur harus bersih, dan kental. Bayangan batas-batas kuning dan putih telur ketika diteropong mulai terlihat agak jelas. Kuning telur berbentuk bulat, posisinya di tengah, harus bersih, dan tidak ada bercak atau noda.
3.KualitasB(Mutu3)
Cangkang bersih, tidak boleh retak, agak kasar, dan mungkin bentuknya abnormal. Kantung udara lebih dari 1,6 mm  (SNI : > 1 cm). Putih telur encer, sehingga kuning telur bebas bergerak saat diteropong. Ada noda sedikit, tetapi tidak boleh ada benda asing lainnya dan bagian kuning belum tercampur dengan putih. Kuning telur terlihat gepeng (pipih) bentuknya, agak melebar, bintik atau noda darah mungkin ada, tetapi diameternya tidak boleh lebih dari 3,2 mm

Proses Pengolahan Telur Angsa:
1.      Telur angsa yang tidak dikonsumsi oleh manusia dapat dimanfaatkan sebagai dekorasi cantik
2.      Telur angsa yang direbus dapat mempercepat proses kehamilan. Mempercepat proses kehamilan ini berarti ketika seseorang ingin hamil, maka telur angsa rebus dapat membantu menstimulasi dan mempercepat terjadinya proses pembuahan janin.
3.      Menghilangkan jerawat, langkahnya sebagai berikut:
·         Pisahkan putih telur dan kuning telur angsa
·         Anda dapat menambahkan perasan jeruk lemon, alpukat, nanas, dan atau bisa dengan menambahkan madu
·         Aduk putih telur dan campurannya hingga rata dan berbuih
·         Oleskan masker ke seluruh bagian wajah, tunggu hingga kering
·         Setelah kering bilas masker dengan air bersih hingga benar-benar bersih

DAFTAR PUSTAKA

B.Sarwono.1997.Pengawetan dan Pemanfaatan Telur.Jakarta:Tratae
Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging dan Telur.Yogykarta: Liberty
R.Muchtadi Tien.2010.Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.Bandung:ALFABETA

Sudaryani, T., 2006.Kualitas Telur. Jakarta: Penebar Swadaya.

5 comments:

  1. Saya Elisabeth helena loly dengan nim 16.I1.0150 infinite bertanya bagaimana angsa dapat menghasilkan telur konsumsi jikalau tidak dibuahi dengan pejantan ?
    Terimakasih

    ReplyDelete
  2. Maaf typo, bukan infinite tapi "ingin"

    ReplyDelete
  3. Monica Novelia PG ( 16.I1.0010 )
    Bagaimana perbedaan kandungan gizi dari telur angsa dan telur-telur yang lainnya? terimakasih :))

    ReplyDelete
  4. Pegang telur, lalu timbang-timbang dengan tangan. Bila terasa berat, telur tandanya sudah rusak.
    Pertanyaan:
    Bagaimana standar penentuan berat yang menyatakan bahwa telur sudah rusak?
    Terima kasih

    Nengah Wida Renata
    16.I1.0201

    ReplyDelete
  5. Cangkang telur angsa sangat keras. Apakah hal tersebut mempengaruhi waktu perebusan telur? Dibutuhkan waktu berapa lama untuk mematangkan telur angsa? Terima kasih.

    Angela Karina S.
    16.I1.0051

    ReplyDelete