Daun singkong memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan dengan variasi panjang, elip dan melebar. Warnanya hijau kuning dan hijau ungu. Tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah atau kombinasi dari ketiga warna tersebut.
Daun singkong muda dipanen secara berkala cenderung mempunyai protein yang lebih tinggi dan kandungan serat yang lebih rendah daripada yang dikumpulkan pada panen akar akhir. Sehingga biasanya daun singkong dipanen ketika tanaman berusia 11 sampai 12 bulan. Daun yang lebih muda lebih enak untuk dikonsumsi dan memiliki kualitas yang lebih baik.
KANDUNGAN GIZI
Daun singkong mengandung kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Daun singkong kaya akan protein, vitamin dan mineral, yang tidak kalah dengan sayuran lain. Berikut adalah kandungan zat gizi daun singkong per 100 gram bagian yang dapat dimakan.
ZAT GIZI
|
JUMLAH
|
Energi (kal)
|
73,00
|
Protein (gram)
|
6,80
|
Lemak (gram)
|
1,20
|
Karbohidrat (gram)
|
13,00
|
Kalsium (mg)
|
165,00
|
Fosfor (mg)
|
54,00
|
Zat Besi (mg)
|
2,00
|
Vit A (SI)
|
11000,00
|
Vit B1 (mg)
|
0,12
|
Vit C (mg)
|
275,00
|
Air (gram)
|
77,20
|
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1992)
Kandungan protein
tertinggi pada daun singkong dijumpai pada daun yang masih muda. Makin tua
daun, makin berkurang kandungan proteinnya. Konsumsi daun singkong mempunyai
kandungan protein 7%, rata-rata sebanyak 150 gram per orang per hari dapat
mencukupi kebutuhan protein sebanyak 10 gram. Kandungan asam amino esensial
pada protein daun singkong sama dengan yang terkandung pada telur ayam. Selain
itu, daun singkong juga mengandung karoten yang berguna bagi kesehatan mata,
terutama beta-karoten.
STANDAR SPESIFIKASI DAUN SINGKONG SEGAR
East African Standard (EAS 780: 2012)
Daun singkong segar yang dijual di
pasaran harus :
§ Lembut / tender
§ Tampak segar serta baunya juga segar
§ Daun sehat, berwarna cerah, tidak buram, dan belum
menguning
§ Bebas dari kerusakan yang disebabkan
pencucian atau perendaman yang tidak sesuai
§ Bebas dari benda asing
§ Bebas dari bau yang asing atau tidak
sedap
PERUBAHAN KUALITAS SELAMA PENYIMPANAN
1.
Perubahan
Warna
Memudarnya warna hijau pada daun, hal
ini disebabkan oleh berkurangnya klorofil yang memberikan warna hijau pada
daun. Klorofil merupakan pigmen pada daun yang memantulkan cahaya hijau.
Pemecahan klorofil ini menyebabkan memudarnya warna hijau dan munculnya warna
kuning dalam daun ke permukaan, menyebabkan daun berwarna kekuningan.
2.
Perubahan
Fisik
Tekstur sayur
daun-daunan bergantung pada dinding selnya, tekanan turgornya, dan struktur
jaringannya. Kesegaran sayur daun dapat turun akibat kehilangan kadar air.
Pelayuan atau wilting dapat terjadi
akibat proses transpirasi pada sayuran. Jika sayur kehilangan 3% dari berat
segarnya saja, sayuran itu tidak dapat dijual lagi. Proses transpirasi
bertanggungjawab dalam terjadinya pelayuan, pengerutan, hilangnya kepadatan,
dan masih banyak hal lain yang memengaruhi perubahan fisik daun.
RACUN PADA DAUN SINGKONG
Daun singkong tidak
boleh dikonsumsi mentah karena
mengandung glikosida sianogenik yang dapat terurai menjadi asam sianida
atau HCN. HCN dikenal sebagai racun yang mematikan. HCN akan menyerang langsung
dan menghambat sistem antar ruang sel, yaitu menghambat sistem cytochroom
oxidase dalam sel-sel, hal ini menyebabkan zat pembakaran (oksigen) tidak dapat
beredar ketiap-tiap jaringan sel-sel dalam tubuh. Dengan sistem keracunan ini
maka menimbulkan tekanan dari alat-alat pernafasan yang menyebabkan kegagalan
pernafasan, serta dapat menghentikan pernafasan dan jika tidak tertolong akan
menyebabkan kematian. Berdasarkan ketentuan dari FAO, batas maksimum kadar sianida
dalam bahan pangan adalah 10 mg/ kg berat kering. Sedangkan berbagai jenis
singkong, mengandung sianida lebih dari batasan tersebut. Maka, pengolahan daun
singkong sebelum dikonsumsi sangatlah penting. Meskipun sebenarnya keberadaan HCN pada
jumlah yang membahayakan hanya terdapat pada singkong yang memang termasuk
golongan singkong beracun, pengolahan tetap harus dilakukan pada daun singkong
yang bukan dari golongan singkong beracun. Proses pengolahan daun singkong dapat menurunkan
kandungan HCN sehingga aman dikonsumsi oleh manusia. Cara untuk mengurangi
kadar sianida pada daun singkong yaitu dengan perebusan. Perebusan
perlu dilakukan dalam panci terbuka agar HCN keluar bersama uap air. Bila akan
disajikan sebagai sayuran sebaiknya air yang terkandung pada daun singkong
dibuang dengan cara ditekan-tekan dengan sendok. Menurut Sentra Informasi Keracunan Nasional
BPOM, meskipun sejumlah kecil sianida masih dapat ditoleransi oleh tubuh,
jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat
badan per hari.
PENGOLAHAN DAUN SINGKONG
Daun
Singkong Rebus
Lodeh
Daun Singkong/Kuah Santan
Botok Daun Singkong
Kripik Daun Singkong
Rolade Daun
Singkong
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Gizi Departemen Kesehatan RI. (1992). Daftar Komposisi Bahan Makanan.
Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
East
African Standard of Fresh cassava leaves, https://members.wto.org/crnattachments/2013/tbt/UGA/13_1249_00_e.pdf
(diakses pada 7 Mei 2017)
Franklin. W. Martin dan R. M. Ruberte. (1979). Edible Leaves of the Tropics, 2nd Edition.
U.S. Department of Agriculture. USA.
https://www.researchgate.net/profile/Joachim_Mueller3/publication/275670848_Potential_of_cassava_leaves_in_human_nutrition_A_review/links/55577bc608ae980ca60e1cee.pdf (diakses pada
7 Mei 2017)
Lancaster,
P.A. dan J.E. Brooks (1983). Cassava
Leaves as Human Food. Econ. Bot. Vol. 37, pp. 331-348.
Mahmud,
Mien K. dkk. (1990). Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Bina Gizi Masyarakat
dan Sumber daya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Winarto,
W.P. dan Tim Lentera. (2004). Memanfaatkan
Tanaman Sayur untuk Mengatasi Aneka Penyakit. AgroMedia
Pustaka. Jakarta.
Disusun oleh :
ReplyDelete· Birgitta Devina Santoso 16.I1.0002
· Yohanes Ian Oktavian 16.I1.0027
· Vania Sunardi Wibowo 16.I1.0044
· Angela Karina Susanto 16.I1.0051
· Moses Halim